Korupsi Bansos Merebak Hingga Kepada Partai Politik dan Calon Kepala Daerah

Jakarta, Korupsi ditubuh Kementrian Sosial yang sedang didalami KPK mengarah kepada Partai Politik,pasalnya dana Bansos penanganan Covid_19 diduga mengalir ke Partai Politik.

Seperti diketahui kasus korupsi bansos 2020 tersebut menyeret nama Menteri Sosial RI yang sekarang non aktif yang juga politikus PDIP Juliar Peter Batubara yang notabene menerima Rp.10 ribu/paket sembako.

Penanganan covid-19 yang berupa paket sembako di Kementrian Sosial memiliki nilai Rp.5,9 triliun dengan total 272 kontrak yang dilaksanakan dua periode.

“Juliar bendum parpol itu faktanya,apakah kemudian ada aliran dana ke parpol tertentu yang dia ada disitu,inikan bagian dari materi penyidikan,nanti akan digali lebih lanjut dalam proses pemeriksaan saksi” ujar PLT Juru bicara KPK Ali Fikri di Jakarta beberapa waktu lalu.

Seperti yang dirilis Majalah Tempo,Sada sejumlah pejabat hingga para calon Kepala Daerah yang diusung PDIP diduga ikut menerima aliran dana dari kasus tersebut.

Diduga Ketua Komisi di DPR RI hingga pejabat BPK menerima uang tersebut,yang kesannya semua dirancang menjadi proyek Bancakan dengan mekanisme penunjukan langsung.

Secara khusus Juliari membentuk tim khusus untuk memilih vendor perusahaan penyedia paket bahan pokok,penyedia goodie bag hingga jasa pengiriman,tercata enam perusahaan menerima proyek penyaluran bansos dari Kementrian dengan nilai rata rata Rp.300 miliar.

Proyek pembuatan tas kain yang semula akan digarap perusahaan kecil dan menengah,diserahkan kepada perusahaan yang ditunjuk yaitu PT.Sri Rejeki Isman TBK atau Sritex yang salah satu perusahaan yang ditunjuk,dan nama Sritex telah mendapatkan rekomendasi anak Presiden Jokowidodo,Gibran Rakabuming Raka yang maju disolo.

Manjemen PT.Sritex membantah pihaknya tidak pernah meminta proyek pembuatan tas kain penyaluran bansos di Jawa tengah,kata Joy Citradewi Corporate Communicator PT Sritex justru pihaknya ditawari oleh pihak Kemensos.

“Informasi dari marketing kami kami di Appoach oleh Kemensos untuk pemesanan tas bansos ini” kata Joy Citradewi,Minggu 20/12.

Pertengahan Juli lalu,Sekretaris Jenderal Kementrian Sosial Hartono Laras mengunjungi pabrik Sritex di Sukoharjo dan mengatakan Kementriannya menggandeng PT Sritex untuk membuat 1,9 juta tas kain,namun Joy enggan membeberkan harga dari jumlah tas yang dipesan dan juga tak pernah mengaku adanya komunikasi dengan Gibran.

“Tidak ada komunikasi dengan Mas Gibran” Kya Joy.

Mengenai aliran uang ketubuh partai,PDIP membantahnya,Bambang Pacul Wuryanto ketua badan pemenangan pemilu DPP PDIP menentang pihak pihak yang menuduh partainya menerima uang hasil korupsi.

” Saya pastikan dia gak bisa membuktikan,saya ketua pemenangan pemilunya,kasih tau kalau ketua pemenangan pemilunya marah” kata Bambang kepada wartawan,Minggu 20/12.

Ali Fikri memaparkan bahwa penyidik akan mendalami informasi tersebut dan akan memeriksa sejumlah saksi.

“Saat ini proses penyelesaian berkas perkara tersebut masih terus berlangsung” ujar Ali Fikri,Senin 21/12.

“Namun demikian tentu terkait materi penyidikan tidak bisa kami sampaikan saat ini karena semua akan terbuka pada waktunya nanti ketika proses persidangan yang terbuka untuk umum” ujar Ali Fikri di Gedung KPK mengakhiri.

(Lp Gun’s/Tim)