PPMR Bersatu Membangun SDM dan Melestarikan Budaya

Pekanbaru- SKC -Para Tokoh yang dituakan sekaligus sebagai Penasehat Persatuan Pemuda Melayu Riau (PPMR) Provinsi Riau bersama Pengurus PPMR terus menyatukan pendapat untuk membangkitkan kembali PPMR yang sudah lahir 20 Tahun lalu.

Tahapan demi tahapan dalam menyempurnakan hal-hal yang belum terbenahi sebelumnya, terus digenjot. Peran Penasehat PPMR, Amril Piliang bersama Heri Hutasoit yang saat ini dinilai proaktif, selalu hadir sejak Rapat perdana di Kecamatan Lima Puluh, di Gedung DPRD Kota Pekanbaru dan Rapat ketiga di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

Rapat ketiga di Tampan pada sore hari Sabtu hingga larut malam, (21/11/2020) begitu alot. Hal yang dibahas adalah terkait penyusunan pengurus jelang Rapat Pra Musyawarah Besar PPMR yang sudah diagendakan ke depan ini, yakni pengisian beberapa Jabatan mulai dari Waketum, Wasekjen, Bendahara dan Bidang-Bidang lainnya yang dianggap penting menjalankan Misi organisasi.

Rapat yang dihadiri langsung oleh kedua Penasehat, Amril Piliang dan Heri Hutasoit ini, juga dihadiri Ketua Umum PPMR, Moh.Diah yang lebih akrab disapa Atan. Sekjen, Frans Sirait, unsur Penasehat Hukum dan jajaran pengurus PPMR lainnya dengan saling menyampaikan pendapat dan pandangan secara bergantian dan tertib.

Dalam sambutan Penasehat PPMR, Amril Piliang bahwa, semua unsur yang terlibat dalam kepengurusan PPMR, terdiri dari berbagai Suku yaitu, Melayu (RIAU), Batak, Minang, Nias dan Jawa. “Suku tersebut yang berdomisili di Riau, disebut sebagai orang Melayu, karena orangnya bertempat tinggal di Riau, Riau adalah nama Daerah, Suku Melayu adalah tinggal di Riau seperti yang sering kita dengar selama ini “Kampung Melayu”.

Tujuan saya begini, karena di Riau ada terbentuk Ormas berbagai Paguyuban dari luar Riau, alangkah lebih baik nama Paguyubannya seperti (contoh) Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) menjadi Ikatan Melayu Riau Keturunan Minang (IMRKM) dan demikian juga yang lainnya, misalnya Ikatan Melayu Riau Keturunan Jawa (IMRKJ).

Saya sudah tinggal dan hidup di Riau ini selama 60 (enam puluh) Tahun dan sudah 2 (dua) kali menjadi Calon DPD RI di Riau ini sehingga saya cukup paham situasi dan keadaannya. Misalnya, kita yang ada di Riau ini balik kampung, contohnya saya sebagai Suku Minang asal Pariaman. Kalau saya pulang kampung, tak mungkin orang Pariaman mengatakan “orang Pariaman” pulang. Pasti warga Pariaman mengatakan, “orang Riau” pulang,” kata Amril Piliang.

Demikian hal yang tidak jauh beda dikatakan Penasehat PPRM, Heri Hutasoit bahwa, Suku apa pun yang tinggal di Riau ini, layaknya dirinya disebut warga atau orang Melayu Riau, karena dia tinggal dan hidup di Riau. Karena tinggal dan hidup berdampingan bersama Masyarajak Melayu Riau, maka jika ada pihak yang bertanya “orang mana”? jawabannya “orang Riau”, tidak mungkin dijawab orang Minang, Jawa, Batak, Nias dan China.

“Saya kira, kita semua yang hadir disini sependapat dengan apa yang saya sampaikan dan juga apa yang disampaikan oleh Pak Amril Piliang di forum terhormat ini. Melalui PPRM yang kita bangun bersama ke depan ini, pada intinya hal utama yang menjadi skala prioritas kita adalah membangun SDM dan menjaga kelestarian Budaya, serta hal terpenting di dalam PPMR,” kata Heri Hutasoit yang juga Anggota DPRD Pekanbaru sekaligus sebagai Penasehat di PPRM ini.

Dari apa yang disampaikan kedua Penasehat untuk mendorong kemajuan PPRM tersebut, Ketum M. Diah / Atan dan Sekjen PPRM, Frans Sirat serta seluruh jajaran pengurus PPRM sependapat dan setuju mendukung pembicaraan yang telah disampaikan kedua Penasehat PPRM.

“Kita semua mendukung dan sependapat dengan apa yang telah disampaikan kedua Penasehat kita. Intinya, mari kita bersama-sama memajukan organisasi PPRM ini. Kita harus mampu memecahkan setiap persoalan yang dialami warga Riau. Semoga dengan keberadaan PPRM banyak memberi manfaat untuk kita sebagai warga Melayu Riau,” kata Ketum M. Diah / Atan.

Disisi lain, Sekjen PPRM, Frans Sirait mengatakan, sebagai penggerak Roda Organisasi PPRM, saat ini pihaknya lebih fokus untuk menyempurnakan apa yang belum terbenahi, mulai dari penyempurnaan dalam AD-ART PPRM, pengisian Organ dalam Struktur organisasi dengan melibatkan tim khusus yang memiliki keahlian serta pengalaman dalam tata cara ber-organisasi.

“Saya akan fokus membenahi beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam AD-AR dengan melibatkan tim khusus yang memiliki keahlian, juga dalam pengisian Struktur serta menempatkan para pihak yang benar-benar memahami bagian masing-masing Bidang. Seperti Bidang Pendidikan, Lingkungan Hidup, Buruh, Perkebunan, Pertanahan dan Kehutanan,” kata Frans. (Bowo)