ACT Lhokseumawe Selenggarakan “Trauma Helaing” Untuk Anak-Anak Rohingya

Lhokseumawe – Puluhan anak-anak yang berada di bekas gedung imigrasi antusias mengikuti kegiatan trauma healing yang di selenggarakan oleh ACT Lhokseumawe. Anak-anak mengikuti dengan tertib kegiatan tersebut dengan menghadirkan salah satu pemandu dari salah satu pengungsi Rohingya yang sudah sedikitnya Bahasa Indonesia.

Dua hari setelah berada di tempat pengungsian baru dapat di laksanakan, karena mereka harus terlebih dahulu di data oleh pihak imigrasi. Sebelumnya mereka masih di lautan lepas dan mereka terombang-ambing oleh lautan yang ganas. Beruntung nelayan yang melihat mereka membantu sehingga di Tarik ke kuala Lancok Syamtalira Aron, Kecamatan Aceh Utara.
ACT Lhokseumawe bersama MRI melakukan kegiatan untuk menghilangkan rasa trauma yang selama ini meraka cukup lama di lautan lepas. Selain itu, mereka juga di ajarkan shalawat, asmaul husna secara bersamaan, dan membacakkan surat Al-Fatihah.
Kegembiraansangat terlihat di wajah yang begitu ceria setiap puluhan anak Rohingya yang mengekuti kegiatan trauma healing. Thariq Farline sebagai kepala cabang ACT Lhokseumawe mengatakan “ tujuan kita membuat aksi ini karena mereka masih dalam usia pendidikan yang harus di berikan edukasi yang sangat cukup, dari pada mereka hanya duduk saja di dalam maka mari kita berikan edukasi.
Kedepannya aksi-aksi serupa akan terus di lakukan seperti menggambar maupun membuat outbound bersama anak-anak Rohingya di pengungsian. Kini, kondisi di tempat pengungsian lebih nyaman dan anak-anak Rohingya sangat cepat dekat meskipun Bahasa menjadi kendala untuk mereka.

Trauma healing merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengantisipasi post-traumatic syndrome disorder di kalangan anak-anak. Dan trauma healing merupakan metode yang tepatt untuk memulihkan psikologis pasca terhempas di lautan yang ganas.
Harapannya mereka dapat ceria dan kembali ceria seperti anak-anak yang lainnya tutup Thariq Farline

Laporan koordinator Aceh Utara : Hendra Saputra