Refleksi Sumpah Pemuda, Cintai Indonesia, Oleh Yeris Mirlau

Maluku Barat Daya. Setiap 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Ada sejarah panjang dari peringatan tersebut, mengenai sepak terjang para pemuda di Tanah Air.

Salah satu Kader GMKI Cab TIAKUR, Yeris Mirlau, mengatakan, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dideklarasikan di Jakarta dan dihadiri pemuda dari berbagai suku dan etnis serta berlatar belakang agama berbeda. Ini menjadi spirit menjadikan Indonesia bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat.

Mereka yang tercatat dalam sejarah Sumpah Pemuda di antaranya ada Soenario, J. Leimena, Soegondo Djojopoespito, Djoko Marsaid, Muhammad Yamin, Amir Syarifuddin Harahap, W.R. Supratman. Kemudian, S.Mangoensarkoro, Kartosoewirjo, Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, A.K.Gani, dan Sie Kong Liong.

Dari semangat sumpah pemuda ini yang mendorong melahirkan kemerdekaan. Mereka adalah pelopor yang gigih dan bersemangat untuk membawa Indonesia menjadi negara bangsa yang merdeka, mereka anak muda adalah pejuang,” ujar Mirlau dalam sebuah diskusi Refleksi Sumpah Pemuda di Dusun Weet, Kecamatan Moa, Selasa (27/10/2020).

Mirlau menambahkan, Indonesia merdeka bukan karena anak muda dengan pengetahuan tinggi, melainkan karena adanya kemauan keras dan semangat anak-anak muda. “Jadi, Negara ini dibangun bukan oleh orang-orang IQ tinggi tapi karena adanya kemauan besar dan semangat juang anak-anak muda,” tuturnya.

Mengutip pernyataan tokoh indosianis, Benedict Anderson, Bursa menjelaskan tentang imaging commonity. Yakni, imaging commonity adalah adanya sekelompok pemuda yang membayangkan satu masyarakat kebangsaan.

“Jadi, sebelum kita merdeka, faham kebangsaan ini lebih dulu ada ,” tuturnya.

Anak muda selalu tampil melakukan perubahan karena sifatnya pemberani, banyak terobosan dan kadang-kadang juga nekat. Menurutnya, hal itu ada positifnya untuk suatu perjuangan dan tidak pernah putus asa.