Gresik – selidikkasus.com
Tahun ajaran masuk bagi Pondok Pesantren telah tiba, sesuai Surat Edaran RMI Nomor 846/A/PPRMI/SE/V/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Virus Corona di lingkungan Pesantren, bago pondok pesantren yang ingin memulai kegiatan belajar mengajar di himbau untuk mengikuti protokol kesehatan. Sayangnya, upaya pencegahan dilingkungan Pondok Pesantren di Kabupaten Gresik tidak mendapatkan perhatian dan atensi.
Kondisi demikian di sayangkan oleh Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Kabupaten Gresik. Menurut PMII Pemda Gresik tidak memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan pendidikan pondok pesantren yang ada di Gresik.
“Pada saat sidak kemarin bersama Pemprov Jawa Timur di Gresik seharusnya Pemda Gresik juga melihat kesiapan pesantren-pesantren tapi kenyataanya mereka lebih memilih berkunjung ke Pabrik dan Pasar,” tegas Soehanto ketua MPII Gresik.
Soehanto lebih lanjut menuturkan, kurang perhatiannya Pemda Gresik pada kegiatan pesantren juga bisa dilihat dari tidak adanya ploting anggaran APBD Gresik untuk menunjang efektivitas belajar mengajar.
” Memang belum ada political will Pemda Gresik, misalnya membantu menyediakan rapid test bagi santri, ketersediaan tempat cuci tangan dan biaya hidup selama ada di pesantren. Padahal para wali santri adalah closter yang sangat terdampak covid-19,” jelas Soehanto.
Pemda Gresik melalui Wakil Bupati, Moh Qosim saat di konfirmasi via WhatsApp menjelaskan, memang pemerintah Gresik masih menyiapkan aturan teknis protokol kesehatan untuk kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren.
” Kita masih menyusun SOP Pesantren di era new normal, faktor protokol kesehatan perlu dikedepankan,” jelas Wabub Moh.Qosim.
Oleh karenanya PMII Kabupaten Gresik mendesak Pemda dan Gugus tugas civid-19 untuk memberikan perhatian keberlangsungan proses belajar mengajar di pesantren.
” Pemda Gresik harus mensupport tempat cuci tangan dan memberikan biaya kebutuhan santri selama tiga bulan kedepan,” tegas Soehanto.
Lp-Korda Gresik Fununul Ihsan