Dobo Selidikkasus.com Dugaan pengurangan kontainer melalui KM Logistik Nusantara I dari Surabaya ke pelabuhan Yos Sudarso Dobo Kabupaten Kepulauan Aru, memicu Ketua LSM Nusantara Aru Membangun (NAM), Legend Apanath, angkat suara atas kebijakan yang dirasa kurang memenuhi ekspektasi masyarakat Aru.
Hal tersebut, disampaikan Legend Apanath,pihaknya, berharap PT.Pelni Pusat agar mengkaji ulang terkait pengurangan kontainer tujuan pelabuhan Yos Sudarso Dobo Kepulauan Aru.
Melalui informasi yang berhasil dihimpun, tim Selidikkasus.com, dilapangan, bahwa dugaan pengurangan kuota Teus Tol Laut untuk Kepulauan Aru, yakni 50 Teus berkurang menjadi 40 Teus.
Masih menurut, Legend Apanath, hal ini, adalah suatu kinerja yang sungguh sangat tidak masuk akal dan sudah melenceng jauh dari tujuan utama dari program Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo tentang Tol Laut.
Wacana pengurangan kuota Teus oleh PT.Pelni Pusat, program Tol Laut disampaikan, Legend Apanath, sebenarnya, tujuan utama program Tol Laut adalah untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. Khususnya, untuk masyarakat yang berada di 3TP atau pulau terluar sehingga terjadi Disparitas harga Sembako dan Barang penting lain dengan harga harga yang ada di pulau jawa, jadi kalau Direksi PT.Pelni mengeluarkan kebijakan pengurangan kuota kontainer 50 Teus menjadi 40 Teus, harusnya dikaji ulang.
” Saya berharap,PT.Pelni Pusat sebelum mengeluarkan kebijakan pengurangan harus dipikir matang matang,” ungkap Ketua LSM NAM, Legend Apanath pada (24/04/2022) di kediamannya, yang beralamat di Lorong Kawasan Kelurahan Siwalima Kecamatan PP Aru Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku.
Lebih lanjut,Kuota Teus (Kontainer)yang ada saja belum memenuhi kebutuhan masyarakat Aru, kok mau kurangi Kuota Teus lagi?.
Perlu di ketahui, Aru adalah salah satu daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia dan juga salah satu tempat persinggahan kapal penangkap ikan, untuk memenuhi bahan sembako (perbekalan) ke lokasi Fishing Ground.
Sehingga, pihaknya, berharap Direksi PT.Pelni untuk meninjau dan mengkaji ulang.
Apanath menambahkan, Kapal Logistik Nusantara I ini, yang saya ketahui bobot muatnya berkisar 300-350 Teus. Nah !, kalau daya tampung sebanyak itu lantas kalau cuma datang jauh jauh dari Surabaya ke rute T28B dengan hanya mengangkut 110 Teus apakah ini bukan pemborosan uang subsidi ?.
Pemerintah menyewakan kapal berarti berapapun Teus yang akan di muat itu sah sah saja asalkan jangan sampai melebihi kapasitas muat kapal. Apabila diangkut sesuai kapasitas kapal otomatis pengembalian uang subsidi semakin besar ke negara (asumsi kapal bisa mengangkut 350 teus dikali misalnya 4 juta biaya muat di kapal sehingga ada pengembalian uang subsidi 1,4 Milyard, jika sebaliknya di kurangi hanya mengangkut 110 teus apakah ini bukan pemborosan uang subsisdi ? )
” Lantas, hal apa yang mendasari Direksi PT.Pelni mengurangi Kuota Teus ,” ujarnya.
Diujung pembicaraan, Legend Apanath menambahkan, di Kabupaten Kepulauan Aru ada 117 Desa, 4 dusun dan 2 Kelurahan ditambah dengan kurang lebih ada 1000 buah kapal tangkap yang beroperasi di laut Aru. Sehingga, kami butuh bahan sembako dan barang penting lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru.
Secara terpisah, Kepala PT.Pelni Cabang Dobo, D.Apul Gervasius, saat dikonfirmasi terkait, dugaan pengurangan Kuota Teus menyampaikan, bahwa tidak ada pengurangan kuota.
PT.Pelni, hanya melaksanakan penugasan sesuai dengan kontrak dengan Dirjen Perhubungan Laut. Justru, kalau dilihat dari kuota yang ada, empat pelabuhan tujuan Tol Laut Logistik Nusantara 1 trayek 28B, Kepulauan Aru mendapat keistimewaan yaitu 40 teus untuk dry dan 2 teus untuk reefer.
Sedangkan, Fak Fak dan Kaimana masing masing hanya dapat kuota 25 teus dan Elat dapat Kuota 15 teus.
D.Apul Gervasius, menjelaskan, bahwa kuota tersebut, masih bisa ditambah selama kontainer empty tersedia di Pelabuhan, asal dengan mekanisme Kepala Cabang membuat Nota Dinas mengusulkan penambahan kuota ke Vice President Pemasaran dan OLOAB.
Kaperwil Maluku.
Justus Salele