Barang Bukti Mobil Ertiga Jadi Kendaraan Pribadi Diduga Dipakai Anggota Sat Reksim Polres Nganjuk

Nganjuk,selidikkasus.com.-
Carut marut pengelolaan ditubuh managemen CV Adijoyo antara M. Burhanul karim dan Bagus setyo nugroho terkait kasus dugaan penggelapan, dimanfaatkan oleh oknum Anggota SatReskrim Polres Nganjuk, yang mana kendaraan barang bukti terparkir di halaman Mako Polres Nganjuk bisa melenggang keluar leluasa.

Pasalnya dari serangkaian kronologis satu sama lain saling menunjukkan kekuatan,yang akhirnya pada tanggal 15 juni 2021 sesuai surat tanda penerimaan Nomor:B/130.B/VII/RES.1.11/2021/Satreskrim kedua pihak telah sama sama menyerahkan barang bukti berupa mobil pajero putih nopol B 1947 SJU dan Ertiga merah marun nopol AG 421 GR yang menjadi awal dari permasalahan tersebut.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kasat Reskrim polres nganjuk AKP. Nikolas Bagas Yudi Setiawan, SIK saat dihubungi via whatsapp mesengger mengatakan bahwa, dari pihak bagus sangat kooperatif menyerahkan mobil pajero putih kepada penyidik sebagai barang bukti. “Begitu juga dari pihak karim juga sudah menyerahkan Suzuki Ertiga nya dan selanjutnya akan kami proses lebih lanjut,” Ucap AKP Nikolas.

Lebih menariknya lagi, saat team media ini melakukan investigasi dan liputan di lokasi polres nganjuk,pada tanggal 12 Juli 2021 barang bukti Suzuki Ertiga sekira jam 5 sore raib dari lokasi barang bukti, aneh nya barang bukti tersebut berpindah lokasi di rumah seseorang di wilayah maguan, Berbek kabupaten nganjuk.

Usut punya usut dari Nara sumber yang dapat dipercaya, mobil Suzuki Ertiga warna merah marun tersebut berada di salah satu rumah penyidik polres nganjuk berinisial “G” wow….! Sangat fantastis.

Hal ini jelas bertolak belakang dengan Pasal 1 angka 2 peraturan kepala Kepolisian Negara republik indonesia. Tentang tata cara pengelolaan barang bukti dilingkungan kepolisian negara republik indonesia(perkapolri 10/2010, red). A dalah pejabat kepolisian negara republik indonesia (Polri) yang diberi wewenang khusus oleh undang -undang untuk melakukan penyidikan.
Anggota polri yang mempunyai tugas dan wewenang menerima, menyimpan, mengamankan, merawat, mengeluarkan dan memusnahkan benda sitaan dari ruang atau tempat khusus penyimpanan barang bukti adalah pejabat pengelola barang bukti(PPBB) sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 angka 8 perkapolri.

“Selanjutnya PPBB juga mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana tertuang dalam pasal 11,pasal 17 untuk keperluan penyidikan,pasal 18 dikirimkan kepada Jaksa penuntut umum, pasal 19 dikembalikan kepada orang atau dari siapa benda itu disita atau kepada mereka yang berhak,”terang Imam Ghizali SH selaku Kuasa Hukum Bagus Setyo Nugroho.

Imam ghozali,SH juga menerangkan bahwa, selalu kuasa hukum dari bagus setyo nugroho juga menyesalkan atas kejadian tersebut. “Seharusnya pihak Polri lebih mengedepankan profesionalisme dalam penegakkan hukum juga tidak bisa mengesampingkan rasa kemanusiaan juga,” kata Imam Ghozali.

Lebih lanjut menurut Imam Ghozhali, Dalam pasal 23 ayat 1 perkapolri 10/2010:dapat juga dilakukan pinjam pakai barang bukti. Akan tetapi barang bukti hanya dapat di pinjam pakai kan kepada pemilik atau pihak yang berhak.penjelasan dan Pengaturan diatas pada dasarnya mengacu serta terangkum pasal 44 ayat 2 kitab Undang-Undang hukum acara pidana.

“Bahwa penyimpanan benda sitaan dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan tanggung jawab atasnya ada pada pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan dan benda tersebut dilarang untuk dipergunakan oleh siapapun juga,”tuturnya.

Dilain pihak, Kapolres nganjuk AKBP. Harviadhi Agung Pratama,SIK.MIK melalui telepon seluler dan whatsapp mesengger terkait barang bukti yang diduga digunakan oleh oknum anggota dan berpindah tempat, tidak ada jawaban dan respon sama sekali.
Sangat disayangkan sekali pejabat publik ketika dikonfirmasi hanya diam seribu bahasa. (Roed).

Lp. Pemberitaan Koordinator Wil.Karisidenan Kediri.
Rudy Priyono.