Diduga Potong Bantuan KIP, Kepsek Sutrisno Kembalikan Dana Bukan Dipotong Tapi Untuk Tabungan

Jawa Tengah, Pati. Selidikkasus.com-
Menanggapi pemberitaan dari berbagai media tentang adanya dugaan pemotongan dana bantuan KIP (Kartu Indonesia Pintar) di salah satu SMP, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Kadisdikbud) Kabupaten Pati Winarto, S. Pd., M. Hum. menegaskan bahwa dana bantuan KIP tersebut tidak dipotong tetapi digunakan untuk tabungan. 

“Kami sudah utus tim untuk cek kebenaran berita itu, dan setelah dicek hasilnya bahwa dana tersebut ditabung dari siswa. Yang menyetorkan adalah orang tua mereka sendiri atas kesepakatan bersama, jadi bukan dipotong tapi ditabung,” ungkap Winarto lewat sambungan telepon saat dikonfirmasi Awak Media, pada Senin (28/06/2021) sore, sekitar pukul 16.00 WIB.

Lebih lanjut dirinya menegaskan, “Potongan terhadap bantuan pemerintah tidak boleh dilakukan. Kalau hal itu terjadi, saya perintahkan untuk segera ditindaklanjuti, dikembalikan,” tegasnya.  

Setelah dikonfirmasi kepada Kepala Sekolah SMP Satu Atap Negeri I Beketel, Kepala Sekolah Sutrisno menerangkan bahwa itu adalah tabungan yang disetor atas kesepakatan bersama dan akan dikembalikan seperti yang sudah-sudah.Jadi sama sekali sekolah tidak memungut sepeserpun karena semua dikembalikan kepada mereka lagi, karena itu juga salah satu bentuk pendidikan menabung.

“kita kembalikan semua seperti yang sebelumnya tetapi karena kali ini menjadi masalah maka kita sudah kembalikan semua dan kita hapus semua bentuk tabungan di sekolah, karena sebenarnya itu merupakan pendidikan menabung bagi siswa. Jumlah siswa 68, yang menabung 22 siswa, dengan total keseluruhan tabungan Rp 2.050.000,- ,” jelasnya.

Setelah ditelusuri awak media ke orang tua siswa mendapat keterangan bahwa uang tabungan sudah dikembalikan, “Ya memang kita ambil dana dari bank dan kemudian kita tabung di sekolah atas kesepakatan bersama, kita pakai kalau ada kepentingan mendadak menjaga kalau pas ada kepentingan kita tidak punya uang jadi kita bisa pakai uang tabungan itu,” ungkap SW saat dimintai keterangan.

Hal tersebut dibenarkan oleh Syamsuri, S. Pd. pengawas sekolah di Disdik Kabupaten Pati. “Hal ini untuk pembelajaran kepala sekolah supaya lebih berhati-hati membuat kegiatan, menabung itu baik tetapi karena menurut kita baik belum tentu menurut orang lain baik pula,” ujar Syamsuri.

(Stn)