Proyek Padat Karya Desa Angkatan Kidul, Kabupaten Pati Seakan Menjadi Bancakan Perangkat Desa

Pati, Jawa Tengah, Selidikkasus.com-
Dalam menjalankan program pemerintah di bidang pembangunan yang menggunakan anggaran Dana Desa (DD), pemerintah Desa Angkatan Kidul, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengadakan Program Padat Karya Tunai (PKT) normalisasi saluran air pertanian.

Program Padat Karya Tunai (PKT) juga bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, serta merupakan program yang tetap harus ada dan dijalankan oleh pemerintah pusat sampai daerah.

Pemerintah desa sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Salah satu program yang dapat mendukung upaya tersebut adalah Program Padat Karya. Dalam program ini masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa. Program ini dilaksanakan pada awal Juni 2021 dengan kegiatan normalisasi dan perbaikan saluran air pertanian.

Kegiatan ini dipilih dengan harapan bahwa manfaat dari kegiatan tersebut dapat langsung dirasakan, baik masyarakat peserta program maupun masyarakat petani secara luas. Mengingat lahan pertanian produktif di Desa Angkatan Kidul masih tergolong luas.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diikuti sekitar 17 pekerja dari petani dan warga masyarakat Desa Angkatan Kidul, serta dihadiri seluruh unsur Pemerintahan Desa tersebut.

Kegiatan ini menyerap anggaran dari Program Dana Desa tahun anggaran 2021. Dengan Target volume/ukuran: 376 X 0.9 X 0.8 meter, dengan anggaran biaya Rp, 30.100.000,- kurang lebih dalam masa waktu pengerjaan 4 hari kerja.

Dalam prakteknya, setelah awak media mengkonfirmasi pada Kepala Desa Muhlisin menerangkan “Untuk panjang saluran kami perpanjang menjadi 540 meter dari target awal 376 meter biar air mengalir lebih lepas, pekerja 17 orang selama 5 hari namun namanya padat karya ya tidak seperti kerja biasa mereka kerja mulai dari jam 7 sampai jam 11 tapi ada juga yang sampai jam 16.00, dan kita beri upah Rp. 110.000/ hari per orang, dan masalah keuangan saya tidak pegang tetapi bayan Totok yang mengelolanya,” ujarnya.

Dari keterangan Kades tersebut ini sangat memprihatinkan karena anggaran Rp. 30.100.000,- dipakai membayar pekerja kisaran Rp 8 jutaan , lalu yang Rp 20 jutaan kemana ?

Hal senada juga dilontarkan oleh AL warga Desa Angkatan Kidul, RT 05/RW 03. “Barusan dilantik, ada dana sepele untuk bangun parit aja bisa ditilep, apalagi nanti kalo sudah menggunakan dana yang nilainya milyaran rupiah? ,” Ujar AL dengan nada kesal.

Tidak sesuai dengan janji manisnya saat kampanye. Waktu kampanye, kata AL, “Kades Mukhlisin berjanji akan jujur, amanat dan anti korupsi. Namun setelah menjabat, prakteknya lebih parah. Yang pasti kami sudah salah memilih Pemimpin Desa,” pungkas AL.

Setelah awak media menanyakan kemana sisa untuk membayar pekerja tersebut, bahwa sisanya dianggarkan untuk beli rokok dan makanan.

Sebagian warga tentu sangat kecewa, seakan proyek PKT ini, diduga dijadikan sebagai bancakan para Perangkat Desa. Ini tentunya berbanding terbalik dengan manfaat tujuannya. (TIM)