Penilaian Kepemimpinan Tahajud Oleh Ketua DPRD Fraksi Nasdem Itu Sama Dengan Kerja Sendiri Nilai Diri Sendiri

Morowali- Pertama soal WTP itu sebenarnya Prestasi yang diperoleh dari melanjutkan program sebelumnya saja karena tahun 2018 itu adalah masih APBD pemerintahan sebelumnya karena Tahajud masuk itu di akhir tahun

Mana mungkin bisa WTP 2018 kalau tata kelola sebelumnya tidak bagus atau jangan2 WTP ygng bisadi beli jadi bukan prestasi kalau 2019 dan 2020 itu WTP karen dasar-dasar tata kelola keuangan sudah diletakan oleh pemerintahan sebelumnya.Mari berpikir rasional,”Rilis Aziz Kabaratta yang diterima media ini, Minggu(20/06/2021)

Kedua keliru kalau bilang 3 kali berturut turut baru 2 kali yaitu 2019 dan 2020 itupun atas tata kelola dari pemerintahan sebelumnya,”Jelas Aziz

Kedua soal PAD hal wajar kalau meningkat karena investasi terus meningkat produksi semakin besar itu sama artinya sisa memetik apa yang sudah ditanam sebelumnya.
Bahkan menurut saya sangat ironis karen justru PAD itu besar karena semakin banyaknya tenaga kerja asing masuk di Morowali. Harusnya Pemerintah Daerah jangan mengandalkan PAD dari sektor tersebut karena kehadiran TKA justru merampas lapangan kerja masyarakat lokal,”Terang Aziz

Ketiga soal efisiensi yang katanya berhasil dikendalikan dengan tidak memotong belanja modal, pertanyaaanya kenapa belanja modal itu tidak diarahkan untuk merealisasikan janji-janji kampanye seperti 200 juta perdesa janji pupuk gratis bukan dengan lari dari janji dengan mengalihkan masyarakat bertani organik sebagai pengalihan issu janji pupuk gratis. Sebagian masyarakat mungkin belum atau apa itu pupuk organik semisal pupuk dari kotoran ternak.

Keempat soal penghargaan koran sindo sebagai Kepala Daerah berinovasi sangat ironi dengan adanya pengumuman resmi mendagri di mana Morowali satu satunya kabupaten di Sulteng yang tidak dapat dinilai inovasinya oleh Mendagri alias Disclamer dan soal tata kelola kesehatan belum ada ya baru semua masih lanjutan pemeritahan sebelumnya.

Soal pembangunan infrastrukur di kepulauan bukan hal yang baru karena sifatnya hanya lanjutan dari program sebelumnya. Pembukaan jalan di jaman sebelumnya sudah dilakukan.
Sekarng sisa melanjutkan dengan peningkatan dari jalan pengerasan ke pengaspalan jadi bukan hal yang baru lagi.

Jika ingin jujur sangat sulit melakukan klaim akan pencapaian pemerintah haro ini yang baru berjalan kurang lebih dari 3 tahun, sedangkan 2 priode saja masih ada yang terbengkalai yang belum selesai walau dari dua priode sebelumnya telah mengantarkan Morowali menjadi bintang dunia.
Pendidikan dan kesehatan gratis termasuk capaian IPM dan pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata nasional. Sebaiknya pemerintah Morowali saat ini fokus pada penyelesaian dan terbengkalainya janji politik yang belum terselesaikan dari pada melakukan klaim keberhasilan.

Azis Kabaratta
Bakomstra DPC Partai Demokrat Morowali