Jakarta,selidikkasus.com Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) alias Daring yang diintruksikan Kementrian Pendidikan menuai berbagai keluhan masyarakat,pasalnya sistem itu selain memberatkan masyarakat/orang tua murid juga dari mulai pengisian absensi sampai pelaksanaan belajar mengajar sangat sulit dicerna oleh para murid terutama murid yang baru masuk dan baru melaksanakan Daring atau PJJ.
Hal ini dipaparkan Sunardi kepada selidikkasus.com,rabu 22/7 sistem belajar seperti ini sangat memberatkan kami para orang tua juga menyulitkan anak anak kami yang mau pintar.
“Daring atau PJJ ini sangat memberatkan dan membebani kami selaku orang tua,mau tak mau kami harus membelikan anak Hp Android juga Laptop,belum lagi hampir setiap harinharus beli paket data,bagi kami yang berpenghasilan pas pasan sangatlah berat,belum lagi sulitnya mengakses pelajaran secara online itu menyulitkan anak anak kami untuk mengikuti mata demi mata pelajaran yang diberikan pihak sekolah melalui Hp ataupun Laptop,jadi bagaimana anak anak kami bisa cepat mencerna pelajaran sekolah kalau belum apa apa sudah banyak kendala,sampai mau isi daftar hadirpun harus berulang ulang” papar Sunardi.
“Kami berharap pada pemerintah cobalah untuk sekolah minimal dilonggarkan,agar anak sekolah dan guru bisa belajar langsung atau tatap muka,mal mal,kereta api,tempat wisata kok bisa di buka hingga berjubel pengunjungnya,kenapa sekolah kok masih ditutup,tolong pemerintah buka kembali sekolah demi generasi penerus bangsa agar cepat pintar atau pandai” lanjutnya.
Sementara masyarakat mengharapkan solusi perihal sekolah,pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan belum bersedia memberikan tanggapan dengan alasan bukan kewenangannya.
“Maaf itu bukan kewenangan saya untuk menanggapi,itu kewenangan pimpinan saya” kata salah seorang Pegawai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang enggan disebutkan namanya.
“Memang benar orang berkata,sambungan telepon jarak jauh (SLJJ) lebih mudah dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ/Daring)” pungkasnya.
(Lp Gun’s,Kaperwil Jakarta)