Menteri Kelautan Resmikan Ekspor Perdana Yellowfin Tuna Dari Sulteng Ke Jepang Via Udara

Sulteng- Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Edhy Prabowo meresmikan ekspor perdana tuna sirip kuning (yellowfin) asal Sulteng menuju negeri sakura Jepang, lewat Bandara Mutiara Sis Aljufri, pada Selasa pagi (9/6) bertempat di halaman kantor Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Palu.

Kegiatan itu menjadi satu diantara agenda kunjungan kerja menteri di Sulteng, selain peletakan batu pertama kolam budidaya udang vaname di Desa Sejoli, Kabupaten Parigi Moutong.

Di lokasi yang sama, Menteri dan Gubernur Sulteng Drs. H. Longki Djanggola, M.Si serta pejabat terkait juga secara simbolis menyerahkan sertifikat penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (HACCP) bagi pengolah ikan dan sertifikat cara penanganan ikan yang baik (CPIB) kepada supplier, serta bantuan ikan konsumsi kepada masyarakat terdampak covid-19.

Meski pandemi covid-19 belum usai akan tetapi hal itu kata menteri tidak otomatis menurunkan permintaan dunia akan komoditi perikanan Indonesia.

Bahkan lanjutnya terus melonjak seperti ditandai lewat ekspor yellowfin tuna segar Sulteng ke Jepang.

“Ini bukti seluruh kegiatan perikanan Sulteng bisa kita ekspor seluas-luasnya,”ujar menteri bersemangat.

Terkait langkah kementerian dalam memacu usaha perikanan maka menteri telah memangkas pola birokrasi perijinan yang panjang dan juga mengajak dunia swasta berkolaborasi.

“Supaya nelayan boleh melaut kapan saja dan Kita tinggal menunggu di darat dengan fasilitas,” ungkapnya.

Sebelumnya Gubernur Longki Djanggola pada sambutan selamat datang banyak menyebut kelebihan sektor kelautan dan perikanan daerah yang potensial.

Sulteng urainya memiliki 5 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yakni WPP 713 (Selat Makasar), WPP 714 (Selat Tolo), WPP 715 (Teluk Tomini), WPP 716 (Laut Sulawesi) dan WPP Perairan Darat (WPP-PD 421) Pulau Sulawesi.

“Sulawesi Tengah menjadi satu-satunya provinsi (di Indonesia) yang dikelilingi 4 WPP,” tegasnya.

Di samping itu dengan luas perairan laut mencapai lebih dari 193 ribu Km persegi, panjang garis pantai sejuah lebih dari 6 ribu Km dan 1604 pulau, produksi perikanan tangkap Sulteng per tahun 2019 menembus lebih dari 196 ribu ton dan perikanan budidaya lebih dari 964 ribu ton.

Namun gubernur mengakui bahwa daerah masih memiliki banyak keterbatasan sehingga mengharap dukungan kementerian guna memajukan sektor menjanjikan ini.

Terkait ekspor perdana yellowfin tuna, sejauh ini gubernur telah mengusulkan peningkatan status bandara Mutiara Sis Aljufri Palu dari domestik menjadi internasional kepada Bappenas supaya bisa sepenuhnya mendukung aktivitas perdagangan Sulteng ke luar negeri.

“Dengan meningkatkan status tersebut maka bandara Mutiara Sis Aljufri dapat menjadi salah satu alternatif pintu ekspor perikanan Sulawesi Tengah,” pungkasnya atas permulaan pengiriman perdana tuna via bandara kebanggaan masyarakat Sulteng.
Sub/biro Humas dan Protokol Setdaprov Sulteng

Yohanes