Penumpang Kereta Api Listrik (KRL) Tak Hiraukan Himbauan Jaga Jarak

Jakarta,selidikkasus.com -Dimasa PSBB Transisi kelonggaran beraktifitas di semua sektor dibuka dengan pengaturan super ketat dan pengawasan protokol kesehatan yang cukup ketat pula.

Namun masih saja masyarakat ada yang tidak mengindahkan hibauan dan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah yang seyogyanya semua demi keselamatan,keamanan,dan kesehatan masyarakat juga.

Di kendaraan masal seperti Kereta Api Listrik (KRL) jurusan Bogor – Jakarta sampai berita ini diturunkan selasa 9/6 masih terlihat padat penumpang di setasiun yang akan bertujuan Bogor atau ke Jakarta Kota,seakan mereka tidak memperdulikan kesehatan mereka dan tidak merasa takut akan meluasnya peredaran atau penyebaran virus corona yang banyak memakan korban.

Pantauan wartawan selidikkasus.com didalam gerbong kereta KRL ini masih banyak penumpang yang tidak menjaga jarak dan berdiri juga duduk berdesak desakan walaupun sedianya mereka menggunakan masker tapi larangan berdesakan atau himbauan jaga jarak tidak mereka hiaruakan.

Mulyadi salah seorang penumpanga KRL kepada selidikkasus.com memaparkan “Hanis mau bagaimana lagi,kalau naik KRL yang berikutnya pasti masuk kerja kesiangan,ini semua semua terpaksa kita lakukan agar kita bisa tepat waktu masuk kerja,memang takut sih tertular virus corona,tapi apa mau dikata intinya semua demi perut keluarga juga,kalau masker kita pakai untuk menjaga kemungkinan yang akan terjadi seperti tertular virus corona dan terhindar dari razia masker” papar Milyadi.

Di setasiun Jatinegara yang terlihat padat penumpang Bagio petugas Security menerangkan “Kami selalu menghimbau kepada para calon penumpang KRL untuk dapat mengindahkan larangan berdesak desakan dan juga agar selalu menggunakan masker dan menjaga jarak,namun pada kenyataannya mereka susah sekali diaturnya,satu banding seratus mungkin yang taat aturan dengan yang tidak,terutama hari pertama masuk kerja hampir semua KRL jurusan Jakarta Bogor sarat penumpang,sehingga kitapun selaku petugas kesulitan untuk memantau dan memegur para pelanggar PSBB transisi yang berlaku di DKI Jakarta” terang Bagio.

“Selain membludaknya para penumpang KRL yang datang dan berangkat,juga kurangnya personil kami hingga pelanggaran PSBB transisi terjadi setiap harinya ” imbuh Bagio.(gun,s)