PENGHUNI KOST & KONTRAKAN DIPONOROGO MULAI PANIK DITENGAH WABAH COVID-19

Ponorogo- Jatim-Wabah COVID-19 sudah sangat membuat masyarakat diponorogo,khususnya yang berpenghasilan kecil bagaikan hidup di ujung tanduk. Terutama bagi mereka yang memiliki pekerjaan informal ataupun bekerja di swalayan,mall & counter hp dll.(12/04/2020).

Setelah pemerintah mengeluarkan himbauan untuk tidak keluar rumah dengan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, kehidupan mereka mulai berat.
Beberapa teman mbak vira sudah mengirimkan curahan hatinya tentang betapa beratnya hidup mereka selama wabah ini berlangsung. Rata-rata dari mereka mulai panik tidak bisa membayar kontrakan sebagai tempat tinggal/Kost.

Mbak Vira misalnya, dia adalah karyawan salah satu Swalayan di PONOROGO. Dia dan rekan-rekan lainnya sudah diliburkan 2minggu Lebih sejak virus Corona ada di Indonesia.

“Kami juga di potong per harinya. Di asumsikan 1 bulan itu ada 25 hari kerja, jadi gaji UMP÷25 = kurang lebihnya per hari kita di liburkan di potong Rp 170.000. Otomatis kita bisa nggak gajian, sedangkan kami juga ngontrak, terus kita harus minta sama siapa? Yang punya kontrakan pun pasti nggak mau tau. Sudah jatuh tempo bayar kontrakan, mau nggak mau harus bayar,”katanya.

Untungnya mbak.vira sudah menjadi karyawan tetap. Nasibnya tidak seburuk teman-temannya yang masih berstatus kontrak.

Lalu ada yang juga tengah panik tak bisa membayar kontrakan.Contohnya Mbah Fitri, Dia merupakan istri dari tukang rosok.Semenjak pembatasan dilakukan,rosok mulai sulit dan penghasilan suaminya sepi.

“Kalo Rosok dijalanan & sungai masih bisa dipungut,kalau yang dirumah-rumah harus dibeli dan perut harus diisi. Saya bukan tergolong dari keluarga yang mampu. Saya dan suami hanya mengandalkan dari cari rosok karena memang tidak ada pekerjaan lain,” tuturnya.

Kini dia bingung mencari uang untuk membayar kontrakan. Sebab jangankan untuk bayar kontrakan, untuk membeli makanan dan beras saja dia terkadang masih kurang.

“Sekarang rosok murah,saya dan suami tidak bisa membayar kontrakan dan saya bingung harus tinggal di mana. Karena yang punya kontrakan tidak mengerti. Mohon pemerintah dengarkan curhat saya. Saya belum menerima bantuan sedikitpun padahal saya dan suami sangat membutuhkannya,” tambahnya.

Intinya mereka berharap adanya bantuan terutama dari pemerintah. Entah apa pun bantuannya, hal itu tetap sangat berharga bagi mereka.”Ujarnya.

(LP korditor ponorogo -Dhony Irawan H.W).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*