Latar Belakang Diskusi Publik “Membedah Potensi Ancaman Virus Korona di Morowali”

Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa Negara, termasuk di Negara Indonesia.

Jumlah kasus positif infeksi virus corona (Covid-19), hingga sekarang masih terus bertambah di seluruh dunia. Begitu pula dengan angka kematian mengalami peningkatan signifikan di beberapa negara. Melansir South China Morning Post, hingga Senin (2/2/2020) pagi, total kasus infeksi yang telah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 88.227 kasus. Dari kasus-kasus infeksi yang terjadi, ada 3.006 kematian yang terjadi di seluruh dunia dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 41.997.

Di Indonesia sendiri, di rilis dari sumber katadata.co.id, Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan kasus pertama corona virus sisease (Covid-19) pada Senin, 2 Maret 2020. Dua orang asal depok, Jawa Barat terinfeksi virus tersebut setelah melakukan kontak dengan warga Negara Jepang. Adapula sejumlah 6 orang Warga Negara Asing (WNA) terinfeksi setelah berkunjung di Indonesia. Masing-masing, 2 WNA asal Singapura, 1 orang WNA Myanmar, 1 orang WNA Islandia Baru, 1 WNA asal Cina dan 1 orang WNA asal Jepang.

Seperti diketahui, bahwa latar belakang penularan virus korona kepada salah seorang warga depok yang berusia 31 tahun terjadi setelah melakukan kontak dengan WN Jepang disebuah pesta dansa di Jakarta. Usai pertemuan tersebut, WN Jepang mulai menunjukkan gejala demam dan setelah menjalani perawatan di Malaysia, WN Jepang tersebut dinyatakan positif Korona.

Sementara itu, warga depok tersebut melakukan kontak dengan ibu. Kemudian, keduanya menunjukkan gejala batuk, demam, mual dan sesak napas yang selanjutnya berobat disalah satu RS di Depok (rawat jalan). Hasil diagnosa RS saat itu, keduanya dinyatakan mengidap penyakit bronchitis. Tepatnya tanggal 28 Februari 2020, WN Jepang tersebut menghubungi via handphone dan mengabarkan bahwa dirinya lagi positif terinfeksi virus korona.

Mengetahui teman dansanya terinfeksi virus korona, barulah anak dan ibu warga depok mendatangi RSPI Sulianti Saroso. Lalu melakukan tes kesehatan dan mengambil specimen serta dikirim ke Litbangkes untuk di uji laboratorium yang hasilnya dinyatakan positif terinfeksi virus korona.

Dari gambaran kronologis ditemukannya warga depok yang positif terinveksi virus korona, keduanya baru menyadari kemungkinan terjangkit virus korona setelah adanya komunikasi dengan WN Jepang yang juga sedang dirawat disalah satu RS di Malaysia.

Bagaimana dengan kondisi di Kabupaten Morowali?. Dimana daeah ini merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) asal cina terbanyak di Sulawesi Tengah yang berjumlah kurang lebih 5.000-an.

Banyaknya jumlah TKA di Morowali, dikhawatirkan penyebaran virus korona menjadi ancam serius bagi daerah ini.
Bayang-bayang potensi ancaman dan penularan virus corona menjadi momok yang amat menakutkan dikalangan masyarakat Morowali. Sehingga kesiapan Negara atau daerah dalam upaya pencegahan maupun penanganan penularan virus corona sangat dibutuhkan.

Untuk itu, upaya bersama dalam merumuskan konsep pencegahan maupun penanganan harus sedini mungkin difikirkan dan disiapkan bersama. Maka dari itu, pelaksanaan diskusi public dengan tema “Membedah Potensi Ancaman Virus Corona di Morowali” adalah solusi untuk merumuskan konsep pencegahan dan penangan ancaman dan penularan virus corona di Kabupaten Morowali.(yohanes)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*