Sengketa Tanah Di Dimpong, Deno Gagal, Warga Berharap Pada Heribertus Ngabut.

NTT-Salah satu keluhan masyarakat Desa Dimpong saat kunjungan Calon Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngaubut adalah masalah sengketa tanah antar warga Rembong Dimpong Nggawut.

Warga Rembong, Desa Dimpong secara langsung menyampaikan bahwa yang kami kwatirkan saat ini adalah masalah sengketa tanah antar Rembong Dimpong dan Nggawut yang hingga saat ini belum diselesaikan.

Tahun 2015, Kamelus Deno perna berjanji untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah tersebut ketika ia terpilih menjadi Wakil Bupati Manggarai.

“Apabila terpilih menjadi wakil Bupati saya akan menyelesaikan persoalan sengketa tanah antar Rembong Dimpong dan Nggawut” kata Petrus Patur, Minggu,22/11/2020,mengulangi pernyataan Deno Kamelus saat kampanye 2015 lalu.

Namun, hingga berakhirnya masa kepemimpinan Deno,kata Petrus, permasalahan sengketa tanah tersebut tak perna diselesaikan.

Masyarakat Rembong,Desa Dimpong memiliki kekwatiran bahwa dimasa depan masalah sengketa tanah tersebut akan diungkit kembali oleh anak cucu dari warga Rembong Dimpong dan Nggawut.

Hal yang terburuk dikemudian hari akan ada lagi pertumpahan darah antar Rembong Dimpong dan Nggawut karena sebelumnya perna terjadi perang tanding yang memakan korban jiwa.

“Bukan tidak mungkin suatu saat masalah sengketa tanah antar Rembong Dimpong dan Nggawut akan terjadi lagi” Ungkap Petrus.

Petrus Patur sendiri cucu dari Tua Golo Rembong Dimpong, sekaligus perwakilan Tokoh Adat Desa Dimpong menyampaikan harapan kepada calon wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut untuk menyelesaikan sengketa tanah antar Rembong Dimpong dan Nggawut tersebut.

“Kami berharap Heribertus Ngabut bisa menemukan solusi untuk mendamaikan kedua kampung yaitu Rembong Dimpong dan Nggawut” lanjut Petrus.

Menanggapi harapan Tokoh Adat Rembong Dimpong, Heribertus Ngabut mengatakan penyelseaian sengketa tanah Rembong Dimpong dan Nggawut menjadi salah satu perioritas kerja H2N.

Calon Wakil Bupati Paslo nomor 2 ini pun berhara pertumpahan darah terkait sengketa tanah adat tidak terjadi lagi dimasa mendatang.

Lp/Berita: Diodisius Rikardus Palu Pan.