๐—•๐˜‚๐—ฝ๐—ฎ๐˜๐—ถ ๐—›๐—ฒ๐—ฟ๐˜† ๐—Ÿ๐—ฎ๐˜‚๐—ป๐—ฐ๐—ต๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ฃ๐—ฟ๐—ผ๐—ด๐—ฟ๐—ฎ๐—บ ๐—ง๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—บ ๐—๐—ฎ๐—ด๐˜‚๐—ป๐—ด ๐—ฃ๐—ฎ๐—ป๐—ฒ๐—ป ๐—ฆ๐—ฎ๐—ฝ๐—ถ

 

Manggarai, Selidikkasus.com- Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A melaunching program Dinas Pertanian Provinsi NTT Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Wongka, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat pada hari Kamis, 23 Desember 2021.

Dalam kegiatan tersebut Bupati Hery memberikan secara simbolis kredit pembiayaan ekosistem pertanian dan bibit jagung kepada sejumlah kelompok tani.

Bupati Hery menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk memperbaiki sistem pertanian masyarakat agar mendapatkan hasil panen yang lebih baik, dan sesuai kebutuhan konsumen.

โ€œKarena selama ini kita bertani masih menggunakan pola lama, Karena itu maka Bapak Gubernur berpikir untuk menerapkan pola pertanian yang baik, mulai dari pembukaan lahan, bibit yang berkualitas, dan pemberian nutrisi atau pupuk,” katanya.

Dalam program ini juga pemerintah sudah bekerja sama dengan off-taker atau pembeli, sehingga hasil panen petani dijamin untuk dibeli dan harganya mengikuti harga pasar.

โ€œMasalah selama ini, kita tidak tahu mau jual ke mana. Dengan program ini dijamin akan akan pembeli yang akan mengikuti harga pasar. Tapi tentunya hasil pertanian harus sesuai dengan standar yang mereka tetapkan, makanya mereka mulai melakukan pendampingan sejak penanaman sampai panen,” ujarnya.

Bukan hanya itu, dalam menyukseskan proram ini, pemerintah bekerja sama dengan Bank NTT untuk memberikan pinjaman modal kepada petani. Untuk pembayaran mengikuti musim panen.

“Setelah ini, maka akan ada tim yang untuk cek lokasi dan petani. Waktu panen baru kita bayar, benih yang diberikan itu dijamin berkualitas, sehingga hasilnya juga baik. Saya jamin bahwa ini akan berhasil, biasa kita selama ini tanam jagung di lahan seluas satu hektar hasilnya 2-3 ton. Tapi kalau menggunakan pola pertanian ini, hasilnya minimal tujuh ton,” katanya.

Bupati Hery juga meminta komitmen para petani untuk bisa mengembalikan pinjamam dari Bank NTT, dan hasil pertanian untuk dijual kepada off-taker yang sudah berkerja sama dengan pemerintah dan sudah membuat kesepakatan dengan petani.

Jangan sampai saat musim panen nanti, saat para pembeli datang ke sini tapi hasil panen kita sudah dijual ke orang lain, yang pasti mereka tidak akan memberikan kepercayaan dengan kita lagi. Itu yang harus kita jaga. Wongka menjadi contoh untuk Manggarai. Saya yakin kita biasanya berbepang teguh dengan janji,” katanya.

Ia juga minta kepada para petani untuk menyampaikan laporan kepada Pemda Manggarai ketika menemukan persoalan, agar Pemda Manggarai lagsung berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi NTT.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan bahwa kehadrian Bank NTT sesuai dengan pesan Gubernur NTT untuk berkontribusi terhadap pembangunan di NTT, termasuk bidan pertanian.

Program TJPS ini jelas dia bertujuan untuk membangun kemandirian petani, mengubah pola pertanian menjadi lebih produktif dan berdampak pada perekonomian keluarga.

Peran Bank NTT dalam program ini untuk pembiayaan ekosistem pertanian. Bank NTT menggunakan sistem kredit merdeka, tanpa bunga, tanpa anggunan, dan tanpa rentainer.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai, Hendrik Rana Rora; Kepala Dinas PUPR Kabupaten Manggarai, Lambertus Paput, S. Sos; Kepala Bapelitbangda Kabupaten Manggarai, Drs. Hilarius Jonta, M.Si.

Lp : Gregorius Antonius Bocok

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*