Peringati 17 Agustus Nelayan Pesisir Ujungpangkah Upacara Bendera Di Laut

Peringati 17 Agustus Nelayan Pesisir Ujungpangkah Upacara Bendera Di Laut

Gresik-selidikkasus.com Tepat pada momen HUT Kemerdekaan RI-76, nelayan pesisir Gresik tepatnya di Desa Pangkahwetan tak beraktivitas mencari ikan. Mereka melaksanakan upacara bendera di laut sekitar muara bengawan solo.

Saat upacara, para nelayaan dan masyarakat pesisir menceburkan diri ke laut dangkal. Mereka juga menyiapkan bendera dan tiang dari bambu.

Meski berpakaian seadanya, suasana berlangsung khidmat. Setelah bendera berkibar, seluruh peserta hormat.

Salah satu nelayan, Khusnul Arifin mengatakan upacara bendera yang digelar ini sebagai salah satu cara mensyukuri kemerdekaan RI yang ke 76 tahun.

Khusnul yang didapuk sebagai pemimpin pasukan upacara ini menyatakan, meski baru pertama kali, dia tak canggung. Baru satu kali latihan, upacara bendera sukses digelar.

“Khusus hari ini, nelayan libur melaut dengan mengisi kegiatan upacara. Ini sebagai wujud rasa syukur atas kemerdekaan RI. Meski baru pertama kali, momen ini tentu sangat spesial bagi kami,” katanya, Selasa (17/8/2021).

Tepat Pukul 10.15 WIB, para nelayan berdiri tegap sembari membaca teks proklamasi. Seusai melaksanakan upacara, para nelayan menanam 1.945 bibir mangrove sebagai upaya pelestarian wilayah pesisir.

Dengan berseragam lengkap putih-putih, Kades Pangkahwetan Syaifullah Mahdi memberikan amanat. Kades yang akrab disapa Sandi ini didapun sebagai pembina upacara.

“Pada hari ini kami melaksanakan upacara bendera memperingat kemerdekaan. Kami menyadari meski posisi di uji pandemi. Ini menunjukan kita cinta pada negara kita,” ujarnya.

Dikatakan Kades Sandi, momen upacara di laut ini spesial. Diungkapkan dia, 76 tahun lalu Indonesia telah merdeka dari kaum panjajah. Kini, masyarakat harus memanfaatkan kemerdekaan dengan kegiatan positif.

Salah satu upaya, terang Sandi adalah mengajak masyarakat pesisir di desanya untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan menanam mangrove hasil kolaborasi pihak desa bersama lembaga pemerintah.

“Momen ini spesial kita tak hanya merdeka lepas dari penjajahan dan belanda. Tapi yang lebih penting berusaha merdeka dari kerusakan lingkungan, dengan memperbaiki ekosistem yang ada di sekitar kita,” tutup dia.
Lp-Fununul Ihsan