Tokoh Masyarakat & Emak Emak Kel.Kebondalem Kota Cilegon Bersatu Menolak Tegas Rencana Pembangunan SMPN 12 Cilegon

Banten,selidikkasus.com “Tokoh masyarakat dan warga Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon berkumpul bersama membahas rencana Pemkot Cilegon dan Dinas Pendidikan Kota Cilegon untuk mendirikan SMPN 12 yang notabene sudah terbentuk namun belum mempunyai lokal sendiri.

Dihadapan para awak media baik media lokal Cilegon maupun media nasional,tokoh masyarakat dan warga Kelurahan Kebondalem mengambil sikap menolak dengan tegas rencana tersebut.

Seperti yang diutarakan wakil dari Komite SDN Kubangkutu II minggu malam 23/5 bahwa kami para wali murid dari kelas satu sampai kelas enam menolak dengan tegas rencana pemkot dan dindik kota cilegon.

“Saya mewakili warga dan mewakili para wali murid kelas 1-6 dengan tegas menolak pendirian SMPN 12 bila merusak tatanan yang sudah seperti SDN Kubangkutu II,karena sekolah ini sudah cukup lama dan sudah banyak meluluskan siswa siswinya dan saat ini sangat banyak murid muridnya hampir 300 anak yang sekolah disana” ujarnya.

“Kalau SDN itu dibubarkan dan digantikan dengan SMPN lalu murid murid dan Guru gurunya mau dikemanakan,bisa dibayangkan betapa beratnya bagi kami orang tua murid dari segi biaya,mau tidak mau kami harus mengeluarkan biaya lagi,kalau memang itu sistim zonasi kami keberatan,karena anak kami sudah sekolah dekat cukup jalan kaki,kalau nanti harus pake kendaraan,kalau punya motor kalau tidak mau tidak mau naik ojeg,dan itu membutuhkan tambahan biaya” imbuhnya.

Hal serupa dikatakan salah seorang tokoh masyarakat yang juga ketua Rt yang enggan disebutkan namanya bahwa kami mendukung program pemerintah karena demi pendidikan.

“Kami sangat apresiasi dan mendukung program pemerintah apabila tidak menyalahi tatanan yang sudah ada,kalau SDN akan berkolaborasi dengan SMPN kami dengan tegas menolak program itu,lahan untuk pembangunan gedung SMPN disini masih banyak dan luas,mengapa harus mengganggu SDN Kubangkutu II?”paparnya.

Banyak hal dikeluhkan warga tentang pendidikan,salah satu contoh tentang daring.

“Anak kami baru kelas satu,belum pernah bertatap muka dengan gurunya,tiba tiba harus berpindah sekolah itu sangat menyakitkan hati kami para orang tua,pake seragam hanya difoto untuk raport saja,selebihnya belajar dirumah sistem daring yang ga jelas dan memberatkan” katanya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya oleh selidikkasus.com bahwa hampir 100% warga kebondalem menolak program pemerintah dalam hal mendirikan bangunan SMPN 12,dan untuk membuktikan penolakan warga tersebut akan dipasang spanduk penolakan berikut sepanduk yang berisi tanda tangan penolakan warga hari senin 24/5.

Namun hal tersebut banyak yang menilai akan terjadi aksi demontrasi yang akan dilakukan sebagian besar oleh ema ema wali murid sekolah tersebut,padahal mereka hanya sebatas memasang sepanduk penolakan saja.

(Lp Gun’s/Tim Banten)