Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani Hadiri Houl Mbah Hasan Dipuro, Yang Rutin Diperingati Warga Demi Menjaga Tradisi

 

Gresik – Masyarakat Desa Melirang, Kecamatan Bungah, Gresik, rutin menggelar berbagai acara setiap tahunnya dalam rangka memperingati haul sesepuh desa setempat. Salah satunya peringatan haul Mbah Hasan Dipuro yang berlangsung di area makam tepatnya di Dusun Pereng Kulon, Desa Melirang pada Kamis (11/4) malam.

Dalam pelaksanaan tradisi itu, para warga dari berbagai kalangan tampak hadir memadati lokasi, mereka berbondong-bondong datang untuk mendoakan sesepuh desa. Peringatan houl berlangsung selama tiga hari sejak Rabu (9 -11/3) hingga jumat. Hari pertama kegiatan hadrah ISHARI se Ancab Bungah,Hari kedua (Kamis) acara juga dihadiri langsung oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Anggota DPRD Gresik Noto Utomo, Camat Bungah Munir, Ulama dan Tokoh Masyarakat. Tampak hadir pula sejumlah Kepala Desa se-Kecamatan Bungah. Sedang puncak acara besok akan diadakan pembacaan majelis sholawat.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dalam sambutannya mengatakan, peringatan haul sejatinya merupakan momentum mendoakan para pendahulu dan mengenang kembali jasa-jasa yang telah ditorehkan. Sehingga menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dan generasi penerus.

“Subtansi haul adalah mendoakan para pendahulu kita, berharap mendapat sebuah keberkahan dari Allah SWT. Kita tidak boleh melupakan sejarah para pendahulu, karena berkat jasa-jasa beliau, kita banyak belajar tentang kejayaan di masa lampau,” ungkap Bupati Gus Yani sapaannya.

Bupati Gus Yani lantas mengutip ucapan presiden pertama yang berbunyi “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya”. Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa merawat tradisi dan melestarikan budaya sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu.

“Selain menjaga tradisi, juga harus dipelajari, baik silsilahnya seperti apa, maupun perjuangannya seperti apa, agar bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Desa Melirang, Muhammad Muwaffaq menerangkan, tradisi peringatan haul sesepuh desa sudah dijalankan masyarakat selama turun-temurun.Salah satunya houl Mbah Hasan Dipuro atau Mas Hasan Dipuro salah satu habaib dari bani Basyaiban. Dijelaskan, ada 15 makam sesepuh yang mengelilingi Desa Melirang.

“Sudah lama sekali dijalankan rutin setiap tahun oleh warga, dan disini ada 15 makam sesepuh atau auliya’ yang mengelilingi desa, dimana masing-masing makam biasanya diperingati haul oleh warga dusun sekitar, jadi tidak hanya kali saja,” ungkapnya.

Berdasarkan cerita sejarah masyarakat setempat, makam-makam sesepuh Desa Melirang memiliki karomah masing-masing. Makam Mbah Buyut Guci misalnya, ketika banjir makam tidak bisa tergenang air. Padahal, kanan kiri makam dengan posisi sejajar sudah tergenang air.

“Itu saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, ketika banjir makam Mbah Buyut Guci tidak tergenang air, padahal makam-makam sebelahnya sejajar dan sudah tergenang,” bebernya.

Makam para sesepuh yang lain oleh masyarakat luar Desa Melirang diyakinin memiliki keistimewaan dan bisa membawa keberkahan tersendiri. Seperti Makam Mbah Maqbul, konon ketika masyarakat dari luar desa bahkan luar kabupaten memiliki hajatan, pernikahan dan lain sebagainya mereka akan berdatangan untuk bersiarah.

“Katanya orang-orang sana (yang sudah pernah berziarah, red) kalau gak sowan bisa mambu (bau) dan semacamnya, saya juga gak tau, tapi banyak yang ziarah ketika memang mereka punya hajatan tertentu,” tandasnya.

Muwaffaq berharap, peringatan haul sesepuh desa ini dapat terus dijalankan dan dibesarkan oleh warga. Selain menjaga tradisi, acara ini juga bisa membangkitkan ekonomi masyarakat.

“Kalau acaranya semakin meriah kan nanti banyak warga yang berjualan, itu artinya membawa dampak positif membangkitkan ekonomi masyarakat, karenanya tradisi ini harus terus dijaga,” tutupnya.
Lp-Fununul Ihsan