Diduga Mark Up Biaya Perjalanan Dinas ,Marga- Su Desak APH Periksa Sumatri Bancin Kepala Inspektorat Kab.Pakpak Bharat

 

Selidikkasus.com- Pakpak Bharat-Di bawah terik matahari Jumat siang, halaman Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) mendadak riuh. Puluhan massa dari Masyarakat Garuda Sumatera Utara (Marga-Su) berdiri tegak sambil mengibarkan spanduk . Mereka datang bukan untuk membuat keramaian — melainkan membawa suara rakyat kecil yang muak dengan aroma busuk korupsi di tubuh Inspektorat Kabupaten Pakpak Bharat.

Dalam orasinya yang lantang, R. Berutu, selaku orator aksi, menyuarakan kegelisahan publik yang selama ini terpendam. Ia menuding adanya oknum-oknum di lingkungan Inspektorat yang diduga telah menggerogoti uang negara dengan cara licik dan sistematis.

“Negara ini rusak bukan karena orang jahat berbuat, tapi karena orang baik diam,” teriak Berutu di tengah kerumunan massa.

Marga-Su, kata Berutu, telah mengantongi sejumlah informasi penting terkait dugaan tindak pidana korupsi pada kegiatan Perjalanan Dinas Tahun Anggaran 2024. Dalam kegiatan itu, kuat dugaan telah terjadi mark-up anggaran untuk memperkaya diri sendiri, dengan total nilai mencapai sekitar Rp3,1 miliar.

Angka itu bukan sekadar statistik, melainkan simbol dari hilangnya nurani pengawas yang seharusnya menjaga integritas birokrasi daerah.

Karena itu, Marga-Su mendesak Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan Polda Sumut untuk tidak tinggal diam. Mereka meminta agar aparat penegak hukum segera menelusuri aliran dana dan memeriksa pihak-pihak yang terlibat, termasuk Kepala Inspektorat Pakpak Bharat Tahun 2024, Sumantri Bancin.

“Usut tuntas, bongkar permainan kotor di balik meja Inspektorat!” seru mereka.

Massa menilai, bila dugaan korupsi ini tidak segera diusut, kepercayaan publik terhadap lembaga pengawasan daerah akan semakin tergerus. Inspektorat yang seharusnya menjadi benteng moral justru berubah menjadi ladang basah bagi segelintir orang.

Menutup aksinya, Koordinator Marga-Su menegaskan, pihaknya tidak akan berhenti sampai kasus ini terbongkar sepenuhnya.

“Jika Kejatisu tidak merespons tuntutan kami, kami akan kembali dengan jumlah massa yang lebih besar,” ujarnya penuh keyakinan.

Aksi itu berakhir tertib, namun meninggalkan pesan keras: rakyat tak akan diam saat penegakan hukum dibiarkan tumpul ke atas dan tajam ke bawah.(brm)