
Ruteng – Dalam rangka memperingati HUT RI ke-80, Bupati Manggarai Hery Nabit secara resmi membuka pagelaran budaya Manggarai yang menampilkan berbagai atraksi budaya dari siswa-siswi SMA/SMK se-Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Acara yang berlangsung di Natas Labar Motang Rua Ruteng pada Senin (18/8/2025) ini menjadi wadah pelestarian budaya lokal yang sarat makna.
Kehadiran ratusan siswa dari berbagai sekolah menengah di Kecamatan Langke Rembong menunjukkan antusiasme generasi muda dalam melestarikan budaya Manggarai. Berbagai atraksi tradisional seperti tarian Caci, Sanda, hingga nyanyian tradisional Manggarai dipentaskan dengan penuh semangat.
“Budaya Manggarai adalah identitas kita yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui generasi muda, kita pastikan warisan leluhur tidak akan punah,” kata Bupati Hery Nabit ketika diwawancarai tim SelidikKasus.
Menurut Bupati Hery Nabit, atraksi budaya Manggarai memiliki peran vital dalam pembentukan karakter generasi muda. “Setiap gerakan dalam tarian Caci mengajarkan nilai kejujuran, keberanian, dan sportivitas. Sementara nyanyian tradisional Manggarai mengandung filosofi hidup yang mendalam tentang hubungan manusia dengan alam dan sesama,” ungkapnya kepada tim SelidikKasus.
Budaya Manggarai kaya akan nilai-nilai luhur yang relevan dengan tantangan zaman modern. Konsep “mbaru gendang” (rumah adat) mengajarkan tentang gotong royong dan kebersamaan. Ritual “penti” menunjukkan penghormatan terhadap leluhur dan alam. Sedangkan “roko molas wae rame” mengandung makna pentingnya menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Meski memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, pelestarian budaya Manggarai menghadapi berbagai tantangan di era digital. Penetrasi teknologi dan budaya pop global kerap menggeser minat generasi muda terhadap budaya lokal.
“Inilah mengapa acara seperti ini sangat penting. Kita harus kreatif mengemas budaya tradisional agar tetap menarik bagi generasi digital tanpa menghilangkan esensinya,” ujar Bupati Hery Nabit saat diwawancarai.
Selain nilai-nilai filosofis, atraksi budaya Manggarai juga memiliki potensi besar sebagai aset pariwisata. Keunikan tarian Caci, keindahan tenun ikat khas Manggarai, dan kearifan lokal dalam arsitektur tradisional dapat menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Flores memiliki Komodo, tetapi kita juga punya kekayaan budaya yang tak kalah menarik. Budaya Manggarai bisa menjadi magnet wisata budaya yang berkelanjutan,” kata Bupati Hery Nabit kepada tim SelidikKasus.
Bupati Hery Nabit menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendukung pelestarian budaya Manggarai melalui berbagai program. Mulai dari pelatihan seni budaya di sekolah-sekolah, festival budaya rutin, hingga dokumentasi digital warisan budaya.
“Kami akan pastikan setiap anak Manggarai tahu dan bangga dengan budayanya sendiri. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi kita semua,” tegasnya.
Pagelaran budaya yang berlangsung meriah hingga sore hari ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya Manggarai di tengah arus globalisasi yang semakin deras.
Penulis/Editor : Marsel Ahang