Muhammadiyah Surati Kapolri Terkait Relawannya Yang Dipukul dan Ditendang

Jakarta,selidikkasus.com
Terkait tindakan penangkapan dan pemukulan terhadap empat relawan saat unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Jakarta,Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melayangkan surat keberatan kepada Polri.

PP Muhamadiyah mendesak Polisi menindak tegas aparat yanh melakukan tindakan anarkis terhadap empat anggota Mihammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Bekasi.

“Maajelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah telah melayangkan surat keberatan dan permohonan proses hukum terkait persoalan ini kepada Kapolri pada 17 oktober 2020 yang lalu” ujar Pengurus PP Muhammadiyah dalam siaran persnya,jumat 30/10.

“Namun sayangnya hingga saat ini belum ada jawaban/tanggapan atau respons resmi dari pihak Kepolisian RI atas surat yang telah kami layangkan tersebut” katanya.

Ada empat relawan yang menjadi korban kekerasan oknum aparat saat demon menolak Omnibus Lau Ciptaker di Jakarta pada selasa 13/10 yang lalu.

Arif Nur Kholis Sekretaris MDMC memaparkan aksi represif aparat itunterjafi selepas maghrib didepan Apartemen Fraser Menteng yang bersebelahan dengan PP Muhammadiyah,menurutnya onggota relawan tengah melakukan pemantauan sebagai bentuk antisipasi bila terdapat demonstran yang memerlukan penanganan medis,tiba tiba anggota Reserse Polda Metro Jaya datang dari arah Hotel Treva Cikini,rombongan Polisi tersebut menyerang MDMC dan beberapa warga yang ada dihalaman Apartemen tersebut.

“Empat orang relawan MDMC yang bertugas dengan seragam bertuliskan Relawan Muhammadiyah ditabrak dahulu dengan motor Polisi,kemudian dipukul,setelahbterjatuh diseret ke mobil sambil dipukul dengan tongkat dan ditendang” papar Arif dalam pernyataan pers nomor 419/1.16/C/2020.

Arif berharap aparat kepolisian bekerja secara profesional dalam melindungi relawan yang turun membantu demonstran,hingga saat ini belum ada ada keterangan resmi yang dikeluarkan pihak kepolisian untuk menanggapi laporan tersebut.

Dalam aksi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat berujung ricuh pada 8 oktober lalu,hingga diikuti penangkapan tehadap ribuan peserta aksi,bahkan sejumlah fasilitas umum seperti halte trans Jakarta hancur akibat aksi pembakaran dalam rentetan aksi demon itu.

(Lp.Gun’s Kaperwil Jakarta)