Gresik-selidikkasus.com
Ratusan masa yang tergabung di dalam aliansi pekerja seni di Kabupaten Gresik meluruk kantor DPRD Gresik. Dengan membentangkan beberapa poster bernada protes. Salah satu poster bertuliskan ‘ Gak Goyang Gak Mangan’. Mereka wadul dan mengeluhkan ijin keramaian yang dinilai sulit didapatkan ditengah transisi new normal.
Padahal, para pekerja seni itu juga mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Mereka meminta wakil rakyat mencarikan solusi agar pekerja seni kembali bisa mencari nafkah.
“Sudah selama empat bulan kami tidak pernah bekerja. Kami nganggur, yang ada semakin banyak hutang,” ujar Ereno Setyo Utomo, koordinator aksi.
Dia menjelaskan, bulan ini merupakan hari besar para pekerja seni. Banyak warga yang menggelar acara, baik wayang, orkes musik dangdut dan seni yang lain.
Sayangnya, untuk mendapatkan ijin keramaian sangat sulit. Ada juga yang terkesan tebang pilih. Seperti di wilayah Kecamatan Cerme beberapa waktu lalu.
“Kami bingung, ada yang boleh dan memberi ijin keramaian, di salah satu desa. Tapi desa yang lain malah dilarang,” keluhnya saat bertemua wakil rakyat di ruang Komisi I DPRD Gresik.
Dari hasil pertemuan dengan sejumlah anggota dewan, mereka diberi waktu sepekan untuk dipertemukan dengan pihak terkait. Untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Mulai dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Satgas Covid Gresik, Bagian Hukum Pemkab Gresik, dan Polres Gresik.
“Tuntutan teman-teman sudah kami terima. Dan kami setuju pekerja seni harus bisa bekerja kembali. Dalam waktu satu minggu kami akan lakukan pertemuan dengan pihak terkait,” kata Ketua Komisi IV Muhammad saat menemui massa aksi.
Namun, peserta aksi tidak puas dengan hasil hari ini. Mereka mengancam akan melakukan aksi lebih besar lagi jika dewan ingkar janji.
“Kalau Selasa depan tidak ada undangan pertemuan dengan pihak terkait, maka kita datang lagi Kamis dengan massa lebih besar,” ungkap Reno kepada peserta aksi.
Lp-Korda Gresik Fununul Ihsan