Penyidik Gakkum Kehutanan Sidik Pemilik Kebun Sawit Ilegal Di Dalam Kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang

 

Jambi, 7 Oktober 2025. Balai Gakkum Kehutanan Wilayah Sumatera sidik kasus perambahan Kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) di Dusun Sungai Palas Desa Rantau Rasau Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Penyidik telah menetapkan tersangka SR (37 th) warga Desa Rantau rasau, Dusun Sungai palas RT 05 Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi yang merupakan pemilik kebun sawit di dalam Kawasan TNBS dengan barang bukti berupa 1 unit kendaraan roda dua, tanaman sawit, handphone dan parang.

Tersangka SR (37 th) telah dilakukan penahanan dan dititipkan di RUTAN Kelas II Provinsi Jambi, sedangkan Barang Bukti diamankan di MAKO SPORC Brigade Harimau Jambi.

Kasus ini berawal pada hari Senin tanggal 29 September 2025, Polhut TNBS pelaksanaan tugas Reguler Patrol and Community Patrol (Patroli Rutin) di Resor Sungai Rambut dan menjumpai SR (37 th) sedang berada di dalam Kawasan TNBS, setelah dilakukan oendalaman ternyata SR (37 th) mengaku sebagai pemilik 3 Ha kebun Sawit yang berada di dalam Kawasan TNBS tersebut, selanjutnya SR (37 th) beserta Barang Bukti diserahkan ke Penyidik Gakkumhut di MAKO SPORC Brigade Harimau Jambi untuk di proses lebih lanjut.

Berdasarkan hasil olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi, Keterangan Ahli dan barang bukti yang diamankan, dengan dua alat bukti yang cukup, Penyidik menetapkan SR (37 th) selaku pemilik kebun sawit ilegal sebagai tersangka pelaku perambahan kawasan hutan dan dijerat dengan Pasal 78 ayat (3) Jo Pasal 50 Ayat 2 huruf a UU Nomor 41 Tahun 1999 dan /atau Pasal 92 Ayat (1) huruf b Jo Pasal 17 Ayat 2 Huruf b UU nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan tentang Kehutanan sebagaimana diubah dengan UU Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang. Ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun serta pidana denda maksimal Rp. 7.500.000.000.

Kepala Balai Gakkumhut wilayah Sumatera, Hari Novianto menyampaikan bahwa penanganan kasus ini merupakan bentuk kolaborasi antara Gakkum Kehutanan dan Balai Taman Nasional Berbak Sembilang dalam menjaga dan mengamankan kawasan hutan konservasi Berbak Sembilang di Provinsi Jambi.

“Kami telah memerintahkan Penyidik Gakkumhut untuk terus mengembangkan ke pihak-pihak lain yang terlibat dalam aktivitas jual beli lahan kawasan hutan dan perambahan di TNBS”. Ujar Hari Novianto