
PELALAWAN – Kejadian bermula saat tim Satuan Tugas (Satgas) Garuda berada di lokasi perkebunan milik PT Mekarsari Alam Lestari yang sudah memiliki perizinan HGU dan Pelepasan kawasan hutan untuk melakukan penertiban kawasan hutan. Seorang anggota Satgas Garuda, Serda Gulo, diduga melakukan pengancaman dan penembakan terhadap seorang petugas keamanan perusahaan pada 5 Maret 2025, hari ini.
Korban bernama Basri Simanjuntak (BS) dengan raut wajah trauma memberikan informasi terkait peristiwa mencekam yang dialaminya.
*Kronologi Kejadian*
BS merupakan petugas keamanan (security) yang menjadi korban dalam insiden ini. Dengan wajah yang masih terlihat trauma, BS menceritakan peristiwa yang dialaminya.
“Saat itu sekitar pukul 10.00 WIB, Serda Gulo datang mencari pimpinan perusahaan. Saya bilang tidak tahu keberadaannya. Tiba-tiba dia menodongkan senjata ke kepala saya dan mengancam akan menembak jika saya tidak memberi tahu di mana pimpinan perusahaan berada,” ujar BS dengan suara bergetar, Rabu (5/3) malam.
Menurut BS, meskipun dirinya menyatakan tidak mengetahui keberadaan pimpinan PT. Mekarsari Alam Lestari, tetapi Serda Gulo tetap menekan dan akhirnya mengarahkan senjata laras panjangnya (SS2) ke samping kepala BS, tepat di atas telinga, lalu melepaskan tembakan.
“Saya hanya bisa diam. Saya benar-benar tidak menyangka akan ditembak seperti itu. Syukurlah peluru tidak mengenai kepala saya, tapi suara tembakan di dekat telinga saya membuat saya trauma. Sekarang saya masih mengalami kesakitan dan merasa tidak nyaman,” tambah BS.
*Upaya Damai Ditolak, Muncul Ancaman Baru*
Setelah kejadian tersebut, pihak perusahaan bersama BS berinisiatif melaporkan tindakan ini ke pihak berwenang. Namun, sebelum laporan dibuat, seorang perwira Satgas Garuda, Letda (Inf) Y.Y. Simbolon, mencoba melakukan pendekatan dan meminta agar kasus ini diselesaikan secara damai.
Seorang perwakilan perusahaan, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan, “Letda Simbolon meminta kami untuk menerima permintaan maaf dari Serda Gulo dan tidak membawa kasus ini ke ranah hukum. Tapi kami menolak, karena ini sudah termasuk tindakan kriminal.”
Saat mengetahui bahwa BS dan pihak perusahaan tetap akan melapor, Letda Simbolon diduga melontarkan ancaman. “Kalau begini caranya, nampaknya kalian ngajak perang,” ucapnya, seperti yang ditirukan oleh perwakilan perusahaan.
*Reaksi Karyawan dan Keluarga Korban*
Kejadian ini menimbulkan ketakutan di antara para karyawan PT. Mekarsari Alam Lestari. Seorang karyawan yang kami wawancarai mengatakan bahwa keberadaan Satgas Garuda di lokasi sering menimbulkan ketidaknyamanan.
“Kami bekerja dengan rasa takut. Satgas Garuda datang tanpa pemberitahuan ataupun surat tugas dan tiba-tiba melakukan tindakan semena-mena. Bagaimana kami bisa merasa aman?” ujar seorang pekerja yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Sementara itu, pihak keluarga BS juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan yang dilakukan oleh oknum TNI tersebut.
“Kami tidak terima anggota keluarga kami diperlakukan seperti ini. Kami ingin keadilan. Oknum yang melakukan penindasan ini harus diproses hukum,” ujar salah satu anggota keluarga korban.
Saat ini, BS sedang menjalani perawatan di Klinik Duta akibat trauma dan kesakitan di bagian telinga. Laporan resmi akan segera diajukan ke pihak berwenang, dan perusahaan berharap tindakan hukum bisa segera diambil.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak TNI belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Kami akan terus mengikuti perkembangan kasus ini untuk memastikan keadilan bagi korban.