TAPSI mendukung penuh Keputusan PSSI Dalam Mengejar Target Lolos Piala Dunia 2026

Baru-baru ini kami dari Tim Advokasi Peduli Sepakbola Indonesia (TAPS) menyoroti bagaimana reaksi berlebihan orang-orang terhadap kritik yang disampaikan kepada mantan Coach Tim Nas Shin Tae Yong (STY), di mana kritik tersebut bukan berarti mendiskreditkan Coach STY. Sikap kami tetap mengapresiasi semua hal baik yang telah dimulai dan dijalankan oleh STY di Timnas Indonesia hingga akhir kepemimpinannya, kami tetap acungkan jempol.

TAPSi yang dikoordinir oleh Samuel Sihombing dan Para Advokat lainnya antara lain: Hema Anggian Marojohan Simanjuntak, S.H., M.H., Johan Imanuel, S.H., Melvin Julian, S.H., Grans Hutapea, S.H., Julius Simanjuntak, S.S., S.H., M.H. , Widya Putra Sibarani, S.H., Martin Sinaga, dan Julian Jordan Miracle memang melihat, perlu seseorang yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan Coach STY di Timnas Indonesia untuk melengkapi dan menyempurnakan kebutuhan dan melanjutan progress mentereng Timnas Indonesia saat ini. Untuk itu, apa yang kami soroti adalah reaksi berlebihan hingga menyerang pribadi dan keluarga orang-orang yang melontarkan kritik baik terhadap STY, sebab kami merupakan Tim Advokasi Peduli Sepak Bola Indonesia.

Kami dalam kesempatan ini pun mendukung keputusan Pak Erick Tohir selaku ketua umum PSSI untuk mengambil langkah mencari pelatih baru. Sejak konferensi pers dilakukan terkait penggantian dan pemberhentian Coach STY, ada beberapa hal yang kami juga harus fair memberikan kritik dan masukan terhadap Pak Erick Tohir dan PSSI dalam proses pemilihan pelatih baru, kami mendengar salah satu alasan yang kurang pas dilontarkan oleh Pak Erick dalam menentukan pelatih pengganti dimaksud, yaitu Patrick Kluivert.

Pak Erick dalam keterangannya menyampaikan kurang lebih bahwa salah satu yang dia butuhkan adalah komitmen dan keseriusan calon pelatih pengganti sehingga mengundang beberapa kandidat untuk menghadiri acara wawancara pada tanggal 25 Desember 2024. Alhasil dari beberapa kandidat yang diundang, hanya satu orang yang datang, yaitu Coach Patrick Kluivert. Pak Erick menganggap dia punya nilai lebih karena meski acara Natal (hari besar), dia tetap datang. Perlu kami sampaikan Pak Erick, undangan di hari Natal melakukan Interview untuk menguji komitmen itu kurang tepat, di hari itu adalah momen acara besar keluarga di sebagian besar masyarakat Eropa, kedatangan seseorang menemui Pak Erick belum tentu karena komitmen dan keseriusan, bisa jadi itu karena memang “kepepepey” , itu beda tipis.
Namun disamping itu, kami berharap Pak Erick dan PSSI punya banyak alasan yang lebih dari itu sebelum menentukan Coach Patrick untuk menjadi Pelatih Utama Timnas kita, dimana pada awalnya kami sangat reugu mengingat rekam jejak Patrick Kluivert saat menjadi pelatih, dirinya terakhir kali melatih pada 2023 bersama Adana Demirspor di Liga Turki.
TAPSI juga menyoroti rekam jejaknya yang yang terbilang buruk saat melatih Curacao, terutama pada periode keduanya. Namun ketika diumumkan bahwa Alex Pastoor dan Denny Landzaat dikabarkan menjadi asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia, khususnya Alex Pastoor yang sepanjang kariernya sebagai pelatih memiliki catatan mentereng sempat menjadi pelatih AZ Alkmaar, Sparta Rotterdam, SCR Altach, dan Almere City. Ia membantu Sparta Rotterdam juara Eerste Divisie 2015-2016 (sekaligus promosi ke Eredivisie) dan mengantarkan Almere City promosi ke Eredivisie 2023-2024. Melihat hal ini TAPSI berpendapat bahwa PSSI telah mengambil keputusan yang tepat dimana PSSI menjadikan Patrick Kluivert sebagai sosok pemimpin yang didampingi oleh asistennya yang kuat secara teknikal dan taktik. Patrick Kluivert dan Tim memiliki waktu sekitar dua setengah bulan untuk menyiapkan penampilan perdananya , dimana kurun waktu tersebut, ia diharapkan dapat memformulasikan strategi yang efektif dan membangun kekompakan tim agar siap menghadapi tantangan yang akan datang,
persiapan ini sangat krusial mengingat Timnas Indonesia akan menghadapi Australia pada 20 Maret 2025 dan Bahrain pada 25 Maret 2025.
Dalam kurun waktu tersebut, Patrick Kulivert dan Tim diharapkan dapat memformulasikan strategi yang efektif dan membangun chemistry agar siap menghadapi tantangan yang akan datang.

Perwakilan TAPSI Hema Simanjuntak berpendapat bahwa Erick Thohir adalah figur hebat yang pastinya ingin Timnas kita lebih maju lagi
“Kami Percaya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSi adalah figur yang luar biasa, beliau lebih berpengalaman dan paham situasi internal dalam Manajemen Sepakbola mengingat beliau pernah menjadi Presiden Klub Inter Milan, DC United, dll. Pasti beliau sudah punya visi dengan penunjukkan Kluivert ini nantinya difungsikan untuk membantu melobi pemain diaspora lainnya yang masib ragu dengan Project Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026, kami yakin kalau Pak Erick Thohir memilih keputusan tidak populer pasti Beliau sudah memiliki pertimbangan dan memikirkan l sesuatu yang lebih baik untuk Timnas dan Masyarakat Indonesia” Ujar Hema.

Perwakilan TAPSI lainnya Samuel Sihombing berepndapat bahwa ekseptasi supporter Timnas Indonesia sudah semakin tinggi dan menargetkan Indonesia Lolos Piala Dunia 2026.

Menurut pendapat kami, keputusan PSSI untuk menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru sebenarnya tidak menjadi isu permasalahan utama karena hal yang lumrah dalam dunia sepak bola terdapat pergantian kepelatihan. Namun yang disayangkan adalah pernyataan-pernyataan dari Ketua Umum dan Eksco yang tidak terbuka dan transparansi kepada masyarakat. Bahkan pernyataan antara internal PSSI saja berbeda-beda. Hal ini yang membuat masyarakat menjadi bingung kepada PSSI dan akhirnya tidak menerima alasan pemecatan STY dan penunjukan Patrick Kluivert.

Menurut kami, Jajaran internal PSSI terutama petinggi-petinggi PSSI harus lebih “berhati-hati” dalam memilih kata-kata yg diucapkan di media atau pers agar tidak menimbulkan interpretasi yang membuat masyarakat menjadi bingung dan menimbulkan rasa ketidakpercayaan kepada PSSI.