Adu Resep Untuk Cakada Banjarnegara,Untuk Kesejahteraan dan Kemajuan Daerah, Siapa Yang lebih Manjur:???

 

Berdasarkan Pasal 201 ayat (8) UU Nomor 10/2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, pemungutan suara serentak nasional untuk pemilihan kepala daerah di seluruh wilayah Indonesia akan dilaksanakan pada November 2024 mendatang. Suasana politik di Kabupaten Banjarnegara juga telah mulai menghangat, karena dipastikan akan menyuguhkan drama politik yang menarik dan merupakan sejarah baru di Banjarnegara. Yang sudah-sudah, pilkada Banjarnegara selalu diikuti oleh tokoh politik, mantan aparat sipil negara atau bahkan pengusaha. Namun, Pilkada 2024 kali ini cukup menarik diikuti oleh dua tenaga ahli dalam bidang kesehatan atau sebut saja dokter.

Ketua KPU Banjarnegara, M. Syarif SW menjelaskan pasangan calon dr Amalia Desiana-Wakhid Jumali mendaftar ke KPU Kabupaten Banjarnegara pada Selasa (27/8/2024) sekitar pukul 14.00 WIB. “Paslon tersebut diusung oleh tujuh partai politik yaitu Partai Demokrat, PKB, PAN, PKS, Gerindra, Nasdem—serta partai non-parlemen PSI,” katanya.

Sementara itu, kata Syarif, pasangan calon dr Bugar Wijiseno – Fahmi Umar Irawan mendaftar pada Kamis (29/8/2024) sekitar pukul 14:30 WIB. Paslon tersebut diusung oleh sembilan partai politik yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, PPP, Partai Hanura serta lima partai non-parlemen, yakni Partai Perindo, PKN, Partai Buruh, Partai Gelora, dan PBB.

Dilansir dari berbagai sumber, kedua bakal calon bupati Banjarnegara adalah tenaga medis atau dokter dan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). dr Amalia Desiana yang merupakan anak Bupati Budhi Sarwono atau di kenal Win Chin saat ini menjabat sebagai Ketua PMI Banjarnegara dan dokter tersebut pernah berpraktik di RS Hj Anna Lasmanah Kolopaking dan aktif di politik sebagai Anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara.

dr Amalia Desiana berpasangan dengan Wakhid Jumali yang merupakan Ketua DPC PKB Banjarnegara yang juga aktif dalam berbagai organisasi dan pondok pesantren secara kasat mata kekuatan Keluarga almarhum Whin Chin dianggap tokoh Thionghoa tersohor , kakek dari dr Ameliapun seorang veteran Kemerdekaan yang patriotismenya tak diragukan dan keluarga Gus Wahid Jumali mungkin ini akan mendongkrak perolehan sebagai ketua Banser kabupaten Banjarnegara Ke NU anya tak diragukan, disaat pemilihan nantinya namun tidak dipunggkiri dalam demokrasi saat ini tidak ada yang senang seluruhnya adapula para pembenci atau lawan politik Whin Chin atau dianggap musuh saat itu mungkin larinya ke lawan ini almarhum, para pengusaha kecil-kecil kontraktor yang saat itu tidak dilibatkan mungkin akan berbelok arah angin.

Sedangkan dr Bugar Wijiseno adalah Direktur PKU Muhammadiyah dan juga Ketua IDI Banjarnegara. dr Bugar Wijiseno, anak dari Sri Ruwiyati anggota DPRD FPDIP Prop Jateng, yang berpasangan dengan Fahmi Umar Irawan meski pendatang baru tak boleh diremehkan, yang merupakan pengusaha muda di bidang otomotif di Banjarnegara. Para Kandidat telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan verifikasi berkas pendaftaran tinggal di umumkan apakah mereka memenuhi syarat untuk berlaga di Pilkada serentak Kali ini kemudian diundi nomer urutnya lalu masuk tahap kampanye agar mempengaruhi jiwa pemilih.

Tidak hanya itu, kandidat, pendukung, dan tim sukses masing-masing juga telah mulai aktif mempromosikan diri mereka melalui media digital (Media sosia/ medsos tiktok facebook Intragram). Upaya-upaya ini bertujuan untuk meyakinkan masyarakat agar memilih kandidat tertentu dalam kontestasi PilBup. Namun Masyarakat Banjarnegara adalah pemilih yang cerdas berbeda pilihan tetap saudara selawase dan tidak perlu tukaran.
Pertanyaan yang dapat diajukan adalah apakah pertarungan politik ini memang untuk meraih kebajikan politik, seperti kata Peter H. Merkl dalam buku ‘Continuity and Change’ dia menulis; Politics at its best is a noble quest for a good order and justice (Politik, pada bentuk terbaiknya, adalah pencarian yang mulia untuk tatanan yang baik dan keadilan), atau justru sebaliknya, Politics at its worst is a selfish grab for power, glory and riches (Politik pada tingkatan terburuk adalah upaya egois untuk meraih kekuasaan, kemuliaan, dan kekayaan) tidak ada kawan sejati yang ada hanyalah kepentingan.

Waktu akan membuktikan bentuk mana yang akan direalisasikan oleh para pemimpin yang keduanya punya resep masing-masing apa lagi seorang dokter untuk kesejahteraan dan kemajuan Banjarnegara. Jika fokus pada masa depan Banjarnegara, kebijakan para kandidat seharusnya memprioritaskan kepentingan masyarakat hingga di tingkat gang pelosok desa yang notabene enampuluh persen masyarakat Banjarnegara adalah pedesaan, sesuai dengan aspirasi dan rasa keadilan masyarakat, serta menjamin keberlanjutan ekologis. Secara sosiologis, kebijakan yang diusulkan harus mengarah pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, tanpa mengabaikan aspek ekonomi kerakyatan, sosial, budaya, dan lingkungan, UMKM lapangan pekerjaan, peningkatan UMK, PAD, pembangunan olahraga dengan peningkatan prestasi, kemudahan akses pariwisata, potensi Banjarnegara yang belum tergali. Kedua kandidat kini berfokus pada upaya untuk mendekati pemilih dan mengatasi berbagai isu yang dianggap penting oleh masyarakat Banjarnegara.

Pilkada Banjarnegara 2024 menjanjikan kontestasi yang penuh warna dan memberikan kesempatan bagi pemilih untuk memilih pemimpin yang memiliki latar belakang medis yang solid dan visi pembangunan yang jelas. Karena masyarakat di Banjarnegara masih sangat memperhatikan adat dan budaya, para kandidat juga harus mampu merumuskan produk hukum yang memberikan hak dan kepastian hukum dalam Perda sesuai Visi Misi Program kerja yang mereka tawarkan.

Diperlukan peningkatan partisipasi masyarakat dalam menentukan manfaat sumber daya alam, serta penghargaan terhadap hak-hak masyarakat secara turun-temurun dalam memanfaatkan sumber daya alam yang mempesona andai dikelola pariwisata yang mendatangkan PAD. Para kandidat harus fokus pada pembangunan jiwa dan raga generasi muda, karena hal ini sangat penting bagi pembangunan daerah.
Anak-anak muda saat ini menghadapi berbagai masalah kompleks, kenakalan remaja, tawuran, seperti perundungan, bullying, kekerasan, kekerasan seksual, masalah kesehatan mental, ketidaksetaraan akses pendidikan, kesulitan mencari lapangan pekerjaan, persaingan yang sengit, gaya hidup, dan berbagai isu lainnya. Tidaklah mudah memilih kandidat yang dapat mewakili aspirasi, dan sulit menemukan sosok yang benar-benar dapat merepresentasikan keinginan masyarakat apa lagi Cuma dua kandidat “head to head” salah pilih fatal. Kita berharap para kandidat Pilbup tahun ini memiliki karakteristik yang mencerminkan aspek filosofis, sosiologis, dan yuridis dua dokter nantinya harus mampu memberikan resep kesejahteraan masyarakat dan Kemajuan Banjarnegara. Si Mantan Kulitinta