Sunat Uang Saku Duta Belia, Kadispora Morowali Mengaku Akan Mengembalikan

 

Morowali- Sungguh miris, Uang saku para peserta Duta Belia Paskibraka Kabupaten Morowali yang baru-baru ini melakukan tour ke Lombok, disunat (Dilakukan Pemotongan) oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Kabupaten Morowali.

Dari jumlah uang saku yang mestinya diterima para peserta duta belia ini sebesar Rp.2.500.000/orang dipotong sebesar Rp.1.150.000/orang, maka jumlah yang diterima peserta hanya senilai Rp. 1.350.000/orang.

“Dari nilai uang saku berjumlah Rp. 2.500.000/orang, yang mereka terima hanya Rp. 1.800.000/orang. Kemudian sampe di Lombok dipotong lagi Rp.350.000. Sehingga yang diterima hanya Rp. 1.350.000/orang, kasian skali,” terang sumber media ini.

Dijelaskan sumber media ini, bahwa jika ditotalkan keseluruhan dengan jumlah peserta sebanyak 42 orang yang terdiri dari 33 orang Duta Belia yang berangkat plus pendamping 9 orang, maka nilai jumlah pemotongan itu terbilang fantastis.

Tentunya dengan angka pemotongan yang terbilang sangat fantastis itu sangat memilukan, dimana hak langsung para peserta Duta Belia yang jumlahnya tidak seberapa dengan tega dikebiri lagi oleh oknum rakus di dinas Dispora Morowali.

“Kasihan adik-adik Paskibraka sudah cape Latihan tetesan keringat dan air mata, masih saja hak mereka dizolimi, kok tega sekali bikin begitu. Betul-betul tidak punya perasaan, tidak punya Nurani, tidak punya empati tega makan hak orang lain,” beber sumber media ini dengan nada berang.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas (Kadis) Dispora Morowali, Adzan Djerimu, yang dikonfirmasi mengakui adanya pemotongan itu tetapi bukan untuk kepentingan pribadinya maupun staf yang terlibat langsung mengurusi hal tersebut.

Pemotongan itu dilakukan karena kondisi keuangan yang membuat dan dipergunakan untuk kepentingan peserta Duta Belia dan hal ini pun sudah dijelaskannya kepada Bupati Morowali setelah dirinya dipanggil untuk memberikan penjelasan.

“Saya baru tadi ini menghadap Pak Bupati sudah saya jelaskan semua dan arahan beliau agar dimasukkan di anggaran perubahan nanti kekurangan biaya tersebut dan akan digantikan kembali ke peserta Duta Belia jika dananya sudah siap,” terangnya kepada sejumlah Wartawan diruang kerjanya, Rabu (02/03/2023).

Dijelaskannya, bahwa dalam anggaran untuk tiket pesawat peserta senilai Rp.5.700.000/orang pulang pergi (PP). Namun saat balik dari Lombok terjadi kenaikan harga, sehingga bertambah menjadi Rp.6.100.000/orang PP.

Kemudian, ditambah lagi untuk biaya bus yang dianggarkan hanya Rp.20.000.000, potong pajak sisa Rp.17.000.000, sementara untuk biaya makan minum, jasa tour guide dan tiket masuk tidak ada anggarannya, terpaksa dibebankan ke peserta.

“Jadi, ada selisih pembiayaan. Nah, selisihnya ini saya mau ambil dari mana tidak mungkin saya yang tanggung tidak ada uangku apalagi jumlah banyak sehingga mau tidak mau kebijakan itu yang saya ambil setelah saya konsultasi dengan pendamping,” ujarnya yang turut didampingi Kabid Pemuda Moh. Yamin Patah dan Bendahara Altrik.

Menurutnya kegiatan yang dimulai dari tanggal 23-26/02/2023 itu, sebenarnya hal ini tidak ada masalah karena dilakukan untuk peserta juga. Pengalaman sewaktu ke Jakarta dan ke Bali tahun sebelumnya dipotong juga dari uang saku peserta tetapi tidak ada yang ribut.

Dia menduga hal ini faktor kecemburuan sosial saja dari pihak yang tidak puas dengan keputusan yang diambil Dispora Morowali, sehingga dilakukan dengan cara yang seperti saat ini dengan menuding macam-macam pada Dispora Morowali.

“Jujur saja ini ada faktor kecemburuan sosial karena ada pelatih kemarin itu yang kami tidak pake lagi, ada pelatih- pelatih dulu yang kita pake tapi rese,” Ungkapnya.
“Jadi, saya pikir ini tidak ada masalah. Kemarin itu aja tidak ada masalah, kenapa yang sekarang baru rame, apa maksudnya..?,” tambahnya penuh tanya.

Dirinya juga mengaku tidak pusing dengan berbagai komentar miring yang dialamatkan padanya, sudah biasa tidak ada masalah sepanjang yang dilakukannya bukan untuk kepentingan pribadinya.

“Saya tidak pusing dengan komentar diluar sana, sejak saya menjabat Kadis Dispora selalu saja dituduh macam-macam. Mulai dari kegiatan di Sambori, Popda dan yang sekarang Duta Belia. Jadi, sudah biasa tidak ada masalah,” cetusnya.

Tim

 

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*