Banyuwangi Selidikkasus.com – Maraknya banner bertuliskan ajakan untuk tidak memilih kaum wanita sebagai pemimpin di Pilkada Banyuwangi merupakan bentuk kepanikan jelang pencoblosan pada tgl 9 Desember nanti.Hal ini tentu bisa berdampak meresahkan warga masyarakat bahkan bisa menimbulkan provokatif terhadap pendukung 02 yang dimiliki Ipuk – Sugirah.
Adannya isu yang tidak mendidik bahkan terkesan menebar kebencian ini mengundang Ning Ayik biasa disapa Siti Ruqo’iyah anak bungsu pengasuh Ponpes Roudlothul Muta’alimin (Romu) Simbar Tampo Cluring sekaligus Ketua relawan Cendol Dawet angkat bicara.
Dikonfirmasi Selidikkasus Ning Ayik mengecam tegas adannya tulisan baner provokatif itu, ”Saya melihat kampanye yang menggunakan isu-isu gender dan ajakan untuk tidak memilih perempuan sebagai pemimpin, adalah bentuk kampanye adu domba dan menimbulkan keresahan terhadap warga masyarakat khususnya kaum wanita,”Ungkap Ning Ayik Selasa, (10/11/2020).
Perempuan bukan dijadikan kaum yang terbelakang,atau kaum kalah – kalahan karena semenjak munculnya Kartini yang memiliki kedudukan yang sama dari laki – laki,hak yang sama, tapi punya peran yang berbeda ya tidak masalah untuk peran serta dalam membangun Republik ini, “Imbuhnya.
Ning Ayik juga menjelaskan,satu-satunya perempuan yang saat ini bertarung di Pilkada banyuwangi adalah bunda Ipuk fiestiandani calon bupati banyuwangi yang berpasangan dengan H.sugirah calon wakil bupati Banyuwangi dengan nomer urut 02 yang segudang pendukungnya.Beliau berdua disamping piawai, pandai, cerdas, dekat pada warga, sosok pengayom, memiliki program kerja sangat jelas dan sebagai wanita pemberani ikut dalam pesta demokrasi.Karena memimpin rumah tangga dan agama sangat berbeda memimpin sebuah negara.Dalam hal ini, tentu dibutuhkan pemikiran yang bijak, santun dan penyayang terhadap rakyatnya sepertinnya sangat tepat untuk Ipuk maju dalam pilkada ini, “Imbuh Ning Ayik.
Kampanye negatif itu nampaknya kuat mengarah kepada Ipuk fiestiandani alias mbok ipuk lanjut Ning Ayik, ya mungkin karena calon sebelah tidak bisa menandingi Ipuk-Sugirah karena jauh lebih mampu meyakinkan terhadap warga masyarakat Banyuwangi akhirnya membuat isu provokatif tebar isu hujatan,”Tandasnya.
“Dalam persoalan ini memang ada pihak yang sedang terganggu atas elektabilitas Paslon nomer urut 02 dan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pasangan Ipuk fiestiandani dan H.Sugirah terlebih di dukung jutaan relawan sebagai penentu kemenangan ya wajar bila mereka resah dan gelisah sendiri,”Ungkapnya.
Bila kaum wanita merasa mampu pimpin negeri ini terlebih Banyuwangi sudah terkenal ke kancah internasional dari segala bidang dan aspek, insa’alloh atas kehadiran Ipuk – Sugirah kami yakini Banyuwangi semakin maju, rakyat makmur, aman damai nan sejahtera.Sudah banyak bukti kepala daerah dari perempuan di Indonesia berhasil menjalankan tugasnya. Ini menjadi bukti, jika keberhasilan seorang pemimpin, tidak bisa dinilai dari jenis kelamin.
Untuk itu,kata Ning Ayik, Kampanye Hitam semacam ini sengaja disebar, sebab paslon 02 Ipuk-Sugirah terus menunjukkan tren positif. Pergerakan satu-satunya calon bupati perempuan Ipuk fiestiandani dimasa kampanye ini, sangat cepat dan efektif,”Tutup anak tokoh ulama yang cukup fenomenal dari Ponpes Romu ini.(Im)