Lhokseumawe- Dalam kurun waktu 5 bulan, dilingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe telah menerapkan proses perkuliahan atau Belajar mengajar secara daring (online). Kejadian ini menuai berbagai sorotan tentang mekanisme proses tersebut dari Mahasiswa Kampus IAIN setempat, Sabtu (29/08/2020)
Bahkan, banyak mahasiswa yang menyesalkan sikap pimpinan yang terkesan tidak peka terhadap kendala mahasiswa didalam proses tersebut . Sehingga menimbulkan dampak buruk terhadap roda pendidikan di awal 2020 karena tidak semua mahasiswa Manpu membeli paket kouta internet dengan Kapasitas daring yang lumayan besar, kouta internet yang difasilitas oleh pihak kampus hanya sekali di akhir proses perkuliahan (9 Gb).
Kemudian dengan diberlakukan darurat covid-19 di Indonesesia, banyak masyarakat yang merasakan dampak berat nya terhadap penurunannya roda ekonomi sehingga untuk kebutuhan hidup ada tidak tercukupi apalagi untuk kebutuhan lainnya. Sehingga banyak sekali dikalangan mahasiswa yang sangat susah untuk membayar UKT sepenuhnya.
Ungkap Ramazana Demisioner Ketua DEMA FUAD“ Kami sangat kecewa terhadap keterlambatan kebijakan pihak pimpinan terhadap susbsidi kuota 9 gb di akhir semester lalu, dalam waktu beberapa hari lalu juga pihak pimpinan telah mengeluarkan keputusan kuliah daring lagi di semester depan Nomor B. 523/In.29/R.1/PP.009/08/2020 Tentang Perpanjangan Kuliah Daring,
Kami sangat mengharapkan respond capet dari pimpinan mengenai kuota dan mekanisme perkuliah yang efektif di masa pandemik Covid-19, serta Kami sangat kecewa juga terhadap belum dikeluarkan keputusan Persentase penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa yang masih ada mata kuliah (Mahasiswa Aktif), serta tidak ada kebijakan tertentu bagi mahasiswa yang telah habis mata kuliah atau sedang proses skripsi (Mahasiswa Akhir) tidak ada kebijakan, yang mana sudah kita tau kalau di kampus lain sudah ada kebijakan bagi mahasiswa akhir yang bebas mata kuliah kuliahhnya hanyan membanyar 50% saja hingga saat ini.Pungkasnya
/Lp. Hendra saputra