
Madina- “tumpukan sampah di tempat pemrosesan akhir(TPA) lokasi,di hulu desa batang gadis, kecamatan panyabungan barat, kabupaten Mandailing Natal (Madina) Dinas lingkungan hidup(DLH) ber ulang-ulang, terjadi pembiaran sehingga warga tersebut,sering merasakan dampak nya
Arus merasakan bau-bau busuk, bahkan wilayahnya sering dipenuhi dengan lalat, akibat sampah yang sering dibiarkan DLH Menumpuk di hulu desanya
Tidak viral”tidak ada keadilan,hal tersebut disampaikan warga Batang gadis,awak media bersama tim, kunjungan ke desa batang gadis Minggu/11/05/2025/sambil silaturahmi, kedatangan awak media beserta tim, menjadi salah satu momen yang pas, menurut masyarakat mereka tidak tau lagi harus curhat sama siapa, tentang nasib mereka yang harus terima aroma-aroma busuk dari TPA terus-terusan,
Mendengar keluh kesah tersebut, akhirnya awak bersama tim investigasi ke tempat pemrosesan akhir TPA(sampah)
Untuk menelusuri hasil konfirmasi dari warga,
Sesampainya ke lokasi,
Benar saja,nampak ada berupa alat excavator yang sedang bekerja meminggirkan tumpukan sampah tersebut,setelah viral baru di kerjakan, begitu juga sebelum-sebelumnya informasi dari warga,harus viral dulu baru ada tindakan keadilan
Di lokasi TPA ada warga desa sirambas,yang sedang makan siang yang tidak ingin disebut namanya, lalu awak media konfirmasi apakah warga tersebut ada ketugasan di bagian TPA, dan tentang alat excavator apakah warga tersebut tau dari mana asalnya,yang sedang bekerja meminggirkan tumpukan sampah-
Tidak ada pak saya disini cuma kunjungan saja,mengenai alat excavator benar saya tau pak, excavator itu miliknya HJ Ganding, DPRD praksi partai Perindo”menurut yang saya ketahui excavator milik HJ Ganding di kontrak pihak DLH,kalo berapa DLH membayarnya aku tidak tau pak-sebut warga sirambas yang tidak mau di sebut namanya
Di tempat terpisah, sebelumnya awak beserta tim, sudah pernah konfirmasi kepala bidang(Kabid) persampahan Sabtu/10/05/25/ lewat nomor WhatsApp Dengan nomor/082370xxxxxx,,; terkait keluhan dari masyarakat Batang gadis yang mana warga tersebut, sering merasakan ketidak- nyamanan dan bau-busuk dan desanya dipenuhi dengan lalat, kalo warga tersebut mencoba, datangi pihak DLH selalu & selalu alasannya alatnya berupa excavator, rusak makanya tidak bisa kami kerja,alasan tersebut yang selalu di terima warga Batang gadis
Ya benar pak sampah Menumpuk,dan kami ada alasan lantaran alat excavator kami rusak saat ini kami dari Dinas lingkungan hidup, sedang melakukan pengusulan ke provinsi pak, insyaallah seminggu lagi pihak DLH
Sudah bisa,mulai mengerjakan tumpukan sampah itu pak-sebut ADAM RASID,selaku kepala bidang persampahan..!!!
“Tidak sesuai jawaban konfirmasi,dari kepala bidang persampahan,ADAM RASID, DLH”hari ini sudah mulai bekerja,yang katanya seminggu lagi berubah menjadi satu hari, Sabtu dikonfirmasi Minggunya langsung DLH,turunkan alat excavator ke tempat pemrosesan akhir sampah, TPA
Peristiwa tersebut serupa dengan hasil konfirmasi ke warga Batang gadis viral dulu baru kerja, kalo tidak viral dibiarkan tidak peduli dengan warga mau ada bau-bau busuk atau desanya,di penuhi dengan lalat,yang penting kalo tidak yang viralkan dibiarkan saja,
Bupati Madina,HJ, saipullah Nasution harus tegas, Dinas lingkungan hidup diduga bermain main dengan tugas-tugasnya,warga Batang gadis sering merasa resah akibat dari seringnya, adanya pembiaran tumpukan sampah di TPA(AL)