![IMG-20250212-WA0004](https://selidikkasus.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0004-678x381.jpg)
Banjarnegara –selidikkasus.con SDN 2 Pasuruan, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, menghadapi tantangan besar akibat pergerakan tanah yang terus berlangsung. Jalan utama di depan sekolah, yang juga menjadi akses penting bagi warga, mengalami amblesan sedalam 12 hingga 13 meter.
Menurut Agus Dwi Atmoko, S.Pd., guru kelas di SDN 2 Pasuruan, sejak 2017 jalan ini belum mendapat perbaikan menyeluruh, sementara talud setinggi 9 meter yang menopang sekolah kini dalam kondisi miring dan berisiko runtuh. Bahkan, dampak pergerakan tanah telah terlihat pada bangunan sekolah, dengan retakan yang muncul di ruang kelas serta halaman.
Pada 2023, kondisi jalan semakin memburuk hingga pihak sekolah sempat meliburkan kegiatan belajar selama satu minggu untuk pembuatan jalan darurat. Upaya perbaikan sementara telah dilakukan secara swadaya oleh warga dan pihak sekolah dengan menata batu serta iuran bersama. Namun, pergerakan tanah yang terus terjadi membuat jalan tetap mengalami penurunan.
Bangunan Sekolah Perlu Perhatian
Selain kondisi jalan yang mengkhawatirkan, bangunan sekolah juga membutuhkan perhatian. Ruang kelas 1, 2, dan 3 yang dibangun pada 1981 sudah mengalami penurunan kualitas meskipun atapnya telah direnovasi pada 2019. Pergerakan tanah yang berkelanjutan menyebabkan bangunan tetap rentan. Sementara itu, ruang kelas 4, 5, dan 6 berada dalam kondisi yang lebih baik.
“Kami berharap ada perbaikan ruang kelas agar siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman,” ujar Agus Dwi Atmoko, S.Pd., guru kelas di SDN 2 Pasuruan.
Saat ini, sekolah memiliki 74 siswa dengan tenaga pengajar dari berbagai daerah, termasuk Karanggondang, Purbalingga, Banjarnegara, Argasoka, Madukara, Tapen, Kendaga, dan Banjarmangu. Akses menuju sekolah cukup menantang, terutama bagi guru yang harus menempuh perjalanan jauh setiap harinya. Warga Dusun Sukawera juga merasakan dampak dari kondisi jalan yang rusak, karena akses mereka menjadi lebih terbatas.
Agus, yang telah mengajar di SDN 2 Pasuruan sejak 2003, mengungkapkan bahwa satu-satunya periode ketika akses jalan ke sekolah dalam kondisi baik adalah antara 2012 hingga 2014. Setelah itu, jalan kembali mengalami kerusakan tanpa ada perbaikan besar hingga kini.
Harapan Akan Perbaikan
Dengan curah hujan yang tinggi dan pergerakan tanah yang masih berlangsung, masyarakat dan pihak sekolah berharap adanya solusi jangka panjang. Perbaikan jalan dan penguatan talud dinilai penting agar keamanan dan kenyamanan siswa serta tenaga pendidik tetap terjaga.
“Kami berharap ada perhatian dari berbagai pihak, terutama dengan adanya kepemimpinan baru di tingkat desa, kabupaten, provinsi, dan Pusat, Semoga ada langkah konkret untuk menangani kondisi ini, sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan lebih lancar,” tambah Agus.