Calon Ketua ASKAB & Persibara Harus Mampu Gelar Kompetisi Setiap Tahun

 

BANJARNEGARA-,selidikkasus.com Pencinta Sepak Bola di Banjarnegara pasti sudah mengenal Tokoh satu ini, Pendiri Diklat Sepak Bola Merden,Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Rokhman Supriyadi namanya sudahbtidak asing ditelinga, Selain pemilik Diklat Pendidikan Sepak Bola Merden, ia juga saat ini aktif sebagai Anggota DPRD Kabupaten Periode 2024-2029,dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan menjabat di Komisi IV Bidang Olahraga .

Sebagai Praktisi Olah Raga dan Juga sebagai Pengamat di Bidang Olahraga, Rokhman Supriyadi atau biasa disapa Yadi, dalam menanggapi isu Seleksi Pencalonan Ketua PSSI Persibara. “Kalau berbicara sepak bola di Banjarnegara satu Persibara satunya Askab,itu titik yang berbeda, orang fahamnya kan sama, padahal itu organisasi yang berbeda, “katanya Rokhman Supriyadi saat di temui di Kediamannya, pada Minggu, (26/1/2024).

Lanjut Yadi panggilan akrabnya menyampaikan tingkatan persepak bolaan “Kalau Askab itu kepanjangan tangan Federasi,dan Federasi puncaknya adalah FIVA,Iinduk dari sepak bola dunia, turun lagi ke bawah namanya AfC,itu di Asia, turun lagi di negara namanya PSSI, turun lagi namanya Asprov untuk tingkat provinsi,turun lagi ke bawah namanya Askab atau Askot, kalau Askab itu Kabupaten kalau Askot itu kota” Jelasnya.

Yadi mengungkapkan sejarah dari Persibara awalnya merupakan Perserikatan Club club yang ada di Banjarnegara. “Tapi kalau berbicara Persibara, itu adalah Club, itu merupakan sejarah club club di Banjarnegara atau gabungan club club yang ada lalu membentuklah sebuah tim, dulunya Perserikatan kan namanya, jadi Club club yang berserikat dari wilayah wilayah kecamatan, pemainnya di pilih untuk memperkuat Banjarnegara”, ungkapnya.

Yadi menambahkan terkait sejarah persibara dulunya namanya PSIBA, tentang dua kedudukan yang berbeda, antara ASKAB dan Persibara. “Tapi Gulirnya kedudukan sepak bola di Banjarnegara, Pembinaan sampai dengan Kompetisi, semuanya ada di tangan ASKAB, itu yang harus mengembangkan sepak bola di Banjarnegara, tapi kalau mau berbicara prestasi itu di tangannya Persibara, cuman biasanya yang ngurusi ASKAB ya Orang orang yang ngurusin Persibara,walaupun di bolak balik ketuanya siapa prinsipnya yang penting jalan, ” imbuhnya.

Menurut Pandangannya, Yadi sebagai Anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara yang berada di Komisi IV yang membidangi di Bidang Olah Raga. Terkait hal tersebut. “Maka ASKAB Banjarnegara siapapun Ketuanya pakemnya adalah wajib mampu menggelar kompetisi internal di Banjarnegara, secara rutin jangan di selenggarakan lima tahun sekali, rutin itu pokok kegiatan, kalau ga ada itu dan tidak ikut saran saya, ga usah maju ,” tandasnya.

Yadi beranggapan di Banjarnegara terkait salah satu syarat umum sebagai ketua ASKAB, bisa menggelar kompetisi sepak bola. “Karena yang ada di Banjarnegara yang di butuh kan adalah kompetisi, karena menggelar kompetisi rutin, itu akan menghidupkan desa desa membangun SSB, karena ada SSB ini berlatihnya ini, terus menerus, itu syarat menjadi ketua ASKAB, “ujarnya.

Terkait Sumber Daya Manusia(SDM) yadi juga menyinggung tentang itu. “Nomer satu adalah menggelar kompetisi rutin tahunan itu pokok kalender, itu saja yang paling pokok, karena selanjutnya adalah SDM, Bagaimana melahirkan banyak pelatih berlinsensi ASKAB harus mampu menyelenggarakan lisensi khusus pelatihan ke Banjarnegara, itu dari SDM Pelatihan, “terangnya.

Di sampaikan oleh yadi, ASKAB dalam menggelar Kompetisi jangan hanya per lima tahun, tapi rutin di laksanakan di Banjarnegara. “Terus setelah ada D harus mampu melahirkan yang C, harus mampu melahirkan yang B itu tugasnya ASKAB, dan itu biayanya engga sedikit, juga termasuk perwasitan, itu juga harus di lisensikan,karena ASKAB kompetisi sudah rutin sudah berjalan, itu membutuhkan tenaga wasit yang banyak, selama ini adanya wasit kursus kesana kesini yang di tangani konwas kan ngimpi nya hanya Tarkam, engga memimpin kompetisi resmi karena engga ada, karena ga ada kompetisi resmi, itu yang paling pokok, “lanjutnya.

Ada satu alasan terkait hal tersebut, di Banjarnegara kompetisi di tangani dengan serius dan profesional. “Tujuannya agar, gaung di pelosok pelosok Banjarnegara serius dan berkembang, karena selama ini SSB SSB gelar kompetisi kurang serius, karena kompetisinya engga ada, pol polnya kompetisi Tarkam, “ujarnya.

Perlunya pembangunan SDM, menurut Yadi di persepak bolaan adalah penting. “Setelah SDM itu bisa menghidupkan sepak bola di seluruh wilayah Banjarnegara karena 80,% anak laki laki itu suka sepak bola, maka idealnya mendorong berdirinya SSB se banyak banyaknya se banjarnegar, ” Tutupnya.(*one*)