Jakarta – Breaking News, 19/11/2022- Media Tim Group Kupas Tuntas Kejadian yang sedang terjadi di Pekanbaru Riau kelanjutan news beberapa waktu lalu, dimana permasalahan yang menimpa Zamraini pemilik tsetapak tanah yang disewakan kepada perusahaan menara telekomunikasi, tidak kalah seru pilu dengan kasus yang sedang heboh di negeri ini, khususnya masih dalam lingkaran penegakan hukum yang selalu menjadi musibah bagi warga masyarakat yang tidak berdaya.
Zamraini seorang ibu warga labuhbaru barat kecamatan payung sekaki diterjang oleh dugaan perbuatan sadis hanya karena menyewakan tanahnya untuk menara yang berujung diduga ditipu orang yang mengatasnamakan dari perusahaan PT.Protelindo, tanpa pernah menunjukkan legalitas apapun , dan pengenal dengan dalih sebagai pihak yang menyewa untuk tujuan melancarkan aksi sadisnya terhadap ibu Zamraini.”tutur Rudy pimpinan kuasa dari pimpinan tertinggi try power Gemanatara Raya Pusat saat di konfirmasi pada kamis ,12/12/2024 di Jakarta oleh beberapa wartawan.
Rudy membenarkan baru dari Pekanbaru menemani ibu Zamraini di Polda Riau karena dilaporkan oleh terduga pelaku. Pelaku diduga memalsukan tanda tangan ibu Zamraini,surat serah terima uang Rp,400 juta, diduga menilap uang kontan senilai Rp, 127 juta dengan alasan membayar utang Zamraini kepada salah satu anggota kepolisian di Polda Riau yang hanya Rp 73 juta tetapi memotong langsung sewa tanah justru menjadi 200 jt dengan bukti diduga rekayasa foto penyerahan uang di di satu ruangan Polda.”Sambungnya”.
Pelaku tidak puas dengan tindakan penipuan dan pemerasan yang telah mereka lakukan, mereka menjemput Zamraini dari rumahnya, membujuk menandatangani kertas kosong lalu berfoto memegang kertas. Akhirnya foto tersebut kita lihat kertas tersebut telah disulap sebagai serah terima cek penerimaan uang lalu mengklaim bahwa Zamraini telah menandatangani kontrak perjanjian sewa yang persiapkan dengan dugaan copy paste tandatangan ibu Zamraini.
Perbuatan sadis nan sungguh biadab perbuatan pelaku terhadap seorang ibu tua yang mempertahankan hak, dan memaksa kita harus terdiam dengan nafas yang dipandu oleh air mata kesedihan. Dimana kebiadaban para pelaku yang didesign rapi oleh RH, RK, AR sebagai eksekutor, dan bahkan menggiring beberapa orang yang mengaku sebagai pengacara dipengaruhi oleh data rekayasa dan palsu untuk terus menerus mengintimidasi, dan mengancam seorang ibu yang membesarkan kita sebagai anak dalam kehidupan dunia nyata yang menyedihkan, bahkan tanpa mereka merasa seakan terlahir dari tunas pisang tanpa melewati rahim seorang wanita.”ujarnya”.
Menurutnya sebagai pimpinan pusat Try Power yang juga memberikan bantuan pendampingan ibu Zamraini, terutama non litigasi untuk mediasi penyelesaian penderitaan keji yang dialami oleh orang ibu Zamraini saat dikonfirmasi.Petinggi lembaga atau organisasi yang selalu turun untuk kemanusiaan, khususnya bagi mereka yang tertindas. Pimpinan lembaga atau organisasi tersebut menyampaikan keprihatinan mengakui bahwa beberapa hari lalu Ibu Zamraini justru dilaporkan oleh para bajingan, dan sampai saat ini tidak tau pelanggaran hukum apa yang telah dipersiapkan untuk mengkriminalisasi orang tua tersebut.”sambungnya”.
Dimana dalam undangan Zamraini untuk klarifikasi tertulis pelanggaran UU No 51 tahun 1960 tentang kepemilikan tanah, dimana tanah setapak miliknya tersebut bersertifikat, dan justru orang yang tidak tau asal usul dan nihil kapasitasnya atas tanah tersebut yaitu pelaku tengik yang mengatasnamakan PT Protelindo pelapornya. Bahkan PT Protelindo masih berencana untuk menyewa tanah Zamraini yang masih dalam perikatan oleh PT Axiata Tbk sampai 06 November 2024. “Terangnya”.
Menurutnya bahwa ia bersama tim gabungan organisasi atau lembaga yang tergabung dari independen, bantuan hukum, dan media untuk transparansi publik dalam musibah yang dialami oleh Ibu Zamraini di Pekanbaru benar benar sadis dan memilukan secara bertubi-tubi, Zamraini hanya berharap bantuan dari seluruh pihak untuk melirik serta turut merasakan kepedihan yang menimpa orang lemah tua, termasuk pihak kepolisian yang harusnya melihat kepatutan yang melaporkan Zamraini, dan seharusnya tidak menunggu laporan tertulis untuk bertindak tegak sesuai hukum yang berlaku, dengan untuk menghentikan langkah para pelaku keji atas tindakan bejatnya tersebut kepada orang yang tidak berdaya seperti ibu Zamraini ini “tuturnya geram”
Ia menambahkan bahwa lembaga yang ia pimpin
akan berusaha membantu dengan mengerahkan segala kemampuan apapun yang tersisa, demi orang tertindas seperti ibu Zamraini meskipun tinggal hanya doa akan tim lakukan. Betapa tidak perih jika membaca apalagi melihatnya, Zamraini menerima hantaman yang lebih daripada pambaran petir, bahkan diduga mereka juga menyuruh ibu Zamraini berfoto saat jualan di depan sekolah tidak jauh dari depan rumahnya, kemudian foto tersebut dituduhkan kepadanya dengan foto saat menerima uang cash sejumlah 400 juta.
Bahkan para pelaku tidak puas sampai disitu, pada disaat ibu Zamraini menutup pagar halaman rumahnya tepat pada akhir sewa dengan PT Axiata Tbk agar tidak dimasuki orang orang yang niat tidak baik kepadanya dan keluarga, justru pelaku bersama suruhannya merusak dan bongkar paksa tanpa alasan yang jelas dan sebagai apa posisi mereka hingga nekad melakukan hal keji tersebut. Bahkan mereka berhasil menggiring pihak kepolisian setempat melalui data palsu untuk membenarkan tindakan yang mereka lakukan, saat di Polda kita sudah menyerahkan dan menguji data secara rinci. “sambung Rudy”.
Kini Zamraini dan keluarga memohon dukungan seluruh warga masyarakat, terutama membaca dan menilai kekejian yang terurai dalam berita ini, terlebih berharap agar memanjatkan doa untuk Ibu Zamraini keluarga agar tabah menghadapi cobaan yang cukup sadis dan perih ini, dan kita doakan agar manusia manusia zolim dari jelmaan iblis ini sesegera diakhiri gerak bejatnya oleh Allah sebelum kaum lemah yang lain terus berjatuhan oleh kebiadaban mereka.”tambahnya”.
Rudy juga tidak lupa menyampaikan permintaan dukungan karena segera dan telah menyiapkan laporan kejahatan mereka, semoga Allah ridho dan berikan kemudahan bagi tim untuk merealisasikan nawaitu yang tumbuh tulus dari hati nurani ini.”Tutupnya sedih”.
Media tim (red)