BENGKALIS – Kabupaten Bengkalis diperbatasan luar Indonesia saat ini mengandalkan transportasi laut sebagai penghubung utama, yakni Pulau Bengkalis dan Pulau Sumatra.
Masyarakat memiliki harapan besar untuk dapat memiliki akses lebih mudah melalui jembatan yang akan menghubungkan kedua pulau tersebut.
Selama ini, data menunjukkan progress yang positif dalam upaya mewujudkan proyek jembatan ini.
Langkah-langkah yang diambil mencakup studi kelayakan, pencarian investor, hingga pengawalan untuk menjadikan pembangunan jembatan ini sebagai proyek strategis nasional.
Kehadiran investor yang sudah melakukan tinjauan langsung menjadi bukti bahwa proyek ini bukan sekedar janji kosong, melainkan sebuah komitmen nyata.
Menurut Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Bengkalis, Riza Zuhelmi, pembangunan jembatan Pulau Bengkalis-Sumatera merupakan harapan masyarakat Bengkalis untuk diwujudkan. Saat ini setiap tahapan yang dijalankan menjadi bukti komitmen kuat agar segera direalisasikan.
Jika penolakan yang muncul, terutama di tengah musim Pilkada, dinilai tidak hanya menghambat kemajuan tetapi juga terkesan “berbau” politis.
“Ada yang menentang pembangunan ini hanya memperlihatkan bahwa mereka tidak ingin Bengkalis maju. Jangan matikan harapan masyarakat Bengkalis hanya karena kepentingan politik pribadi,” ungkap Riza, Jumat (1/11/24).
“Mari bersama-sama mendukung pembangunan demi kemajuan bersama, bukan membiarkan harapan rakyat terjerumus dalam kepentingan pribadi,” katanya lagi.
Menurut Riza, masyarakat Bengkalis berharap jembatan ini segera terwujud sehingga membuka akses dan peluang bagi daerah ini agar semakin maju. Kepentingan bersama dapat dikedepankan demi kemajuan Kabupaten Bengkalis.
Riza juga menanggapi isu cuitan Anggota DPR RI Syahrul Aidi Maazat diakun pribadinya yang terkesan “pesimis” pembangunan jembatan Pulau Bengkalis-Sumatera dianggap tidak memungkinkan.
“Kita sangat menyayangkan statement Syahrul Aidi Mazaat yang juga tim pemenangan Paslon Gubri Syamsuar, notabene incumbent semasa menjabat tidak menunjukkan keberpihakan terhadap pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Bengkalis-Sumatra,” sebutnya.
“Berbeda dengan Pak Edi Natar dan Pak SF Hariyanto yang dalam waktu singkat ketika menjabat, tetapi responsif atas harapan masyarakat Bengkalis tersebut,” tutupnya.