Jalan Poros Lalampu Dihantam Lumpur Diduga Karena Aktifitas PT.CBP, Warga Minta Tidak Layak Nambang Seret Di Pengadilan

Morowali- Jalan Poros Lalampu Bahodopi Longsor dan Lumpur Diduga di Hantam Tambang Milik PT.CBP, Lumpur Tambang milik PT.Cetara Bangun Persada (CBP) membuat kondisi jalan poros di Desa Lalampu Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulteng, sangat memperihatinkan dan mengerikan

Dari informasi masyarakat yang diterima media ini, yang tidak mau disebut namanya Sabtu(13/02/2021) mengukapkan bahwa Terjadi Longsoran dikarenakan Penambangan yang sangat tidak Profesional, hanya Ambil Keuntungan Tanpa Pedulikan Lingkungan,”Terangnya

Apalagi itu jalan Trans Sulawesi, Perusahaan tersebut tidak layak di ijinkan Nambang dan Seret PT itu di Pengadilan masyarakat dan Pemerintah Sangat Muak dengan PT Tersebut,”Tegasnya

Selanjutnya, dari keterangan lain yang ditambahkan masyarakat kepada wartawan bahwa kini kondisi jalan poros di Desa Lalampu yang merupakan jalan Trans Sulawesi penghubung Sulteng-Kendari, sangat mengerikan untuk dilewati ibarat menantang maut.

“Tadi kami lewat sana Pak, menggunakan roda empat, kondisi jalan sangat mengerikan bikin deg-degkan,”Ucapnya

Menurutnya, Jalan trans Sulawesi di Lalampu tersebut sangat membahayakan dan mengancam keselamatan para pengguna jalan karena digenangi air mengalir bercampur lumpur tambang berwarna kemerah-merahan.

Bahkan, saat dirinya melintas tak ada pengguna roda dua yang berani lewat di jalan tersebut, disebabkan genangan air mengalir bercampur lumpur sudah mencapai hampir setinggi lutut orang dewasa.

“Saat kami tadi lewat sana dengan sejumlah roda empat yang memberanikan diri melintas, tak melihat pengguna roda dua, kalaupun ada hanya faktor nekad saja. Sebab genangan air mengalir campur lumpur tambang, sudah mencapai hampir setinggi lutut orang dewasa,”Sebutnya

Dirinya juga mengetahui bahwa lumpur tambang yang menghantam jalan poros Lalampu adalah milik PT.CBP, dimana lokasi penambangannya persis dibibir jalan poros tersebut.

Hal tersebut membuat dirinya heran terhadap sikap Pemerintah yang terkesan tak berkutik, biarkan aktivitas tambang dipinggir jalan poros dan persis di area pemukiman warga Desa Lalampu.

“Setahu saya perusahaan tambang tersebut milik PT.CBP, kok bisa Pemerintah biarkan menambang dipinggir jalan yang keberadaannya persis dipemukiman warga,” Cetusnya heran dan penuh tanya sambil menunjukkan poto-poto dilokasi yang diambilnya dari HP miliknya.

Ketika dikonfirmasi KTT CBP, Kendi lewat WhatsApp menjelaskan, Ia..saya lg cari info juga.. info dari lapangan..
Ia saya harus tau kronologis kejadianya lakukan penanganan dl mas..,”Balasan KTT

Tim ini melanjutkan untuk mengkonfirmasi Kabid DLH Anwar Saimu yang dimintai tanggapan menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena belum dilakukannya penataan lingkungan pasca tambang.

“Belum dilakukannya penataan lingkungan merupakan salah satu bagian tahapan pasca tambang sehingga terjadi semacam ini,” Terangnya.

Saat dimintai tanggapan untuk menjelaskan lebih jauh dan rinci, soal keberadaan lokasi CBP yang tepat dipinggir jalan poros dan berada di area pemukiman warga, Anwar mengajak wartawan media ini untuk berdiskusi langsung dengan Kadis DLHD Morowali.

“Coba nanti di kantor Dinda kita diskusikan bersama dengan Pak Kadis,”Tutup

Erni(Tim)