Pati, Jateng : SELIDIKKASUS.COM-
Bupati Pati Haryanto melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di salah satu gudang pupuk tingkat pengecer yang berada di Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (20/01/2020) siang.
Giat inspeksi mendadak ini dilakukan guna menanggapi isu dan keluhan dari masyarakat selama ini, terkait kelangkaan dan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi di wilayah tersebut.
Dalam sidak tersebut Bupati Haryanto didampingi oleh Plt Kepala Dinas Pertanian serta Camat setempat, mengunjungi gudang milik Suratmin, seorang agen pengecer yang biasa melayani pupuk bersubsidi maupun non subsidi.
“Ini merupakan tindak lanjut atas aduan masyarakat yang kami terima terkait kelangkaan pupuk bersubsidi”, tutur Haryanto.
Menurut keterangan Bupati, ada masyarakat yang menduga Suratmin menjual pupuk bersubsidi pada orang yang tidak memiliki kartu tani atau belum masuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi, sehingga stok menjadi kurang.
“Setelah saya cek, ternyata ada kesalahpahaman. Penyebabnya, gudang yang ditempati untuk penjualan pupuk subsidi juga digunakan untuk penjualan nonsubsidi, dijadikan satu. Sehingga masyarakat kalau curiga ya wajar”, terang Bupati.
Bupati Haryanto langsung meminta Suratmin untuk memindahkan pupuk nonsubsidi ke gudang lain. Hal ini, menurutnya, untuk menghindari kecurigaan masyarakat.
“Beliau sudah benar, menjual nonsubsidi. Tapi masyarakat curiga karena keluar-masuknya pupuk subsidi maupun nonsubsidi, gudangnya jadi satu”, ungkapnya.
Ia pun menegaskan bahwa agen tidak diperbolehkan melayani pembelian pupuk bersubsidi pada pihak yang tidak masuk dalam RDKK.
Ia menambahkan, stok pupuk bersubsidi di Pati mencukupi. Hanya saja, droppingnya memang belum 100 persen.
“Secara kuota yang ada sesuai RDKK, cukup. Tinggal tergantung nanti dari masing-masing pengecer untuk realisasinya”, tambahnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Pati tersebut juga menjelaskan, bahwa persoalan pupuk bersubsidi menjadi perhatian serius pihaknya. Sebab, ia tidak ingin produktivitas petani terganggu.
“Nanti tempat lainnya juga saya cek, karena ada keluhan masyarakat. Saya tidak mau petani dirugikan, kan kasihkan”, ujarnya.
Sementara itu, Suratmin mengakui bahwa pihaknya pernah menjual pupuk nonsubsidi di gudang yang sama, yang juga ia gunakan untuk menyimpan pupuk bersubsidi.
“Sebetulnya saya biasa melayani pembelian pupuk nonsubsidi di tempat lain. Cuma karena waktu itu ada pembeli banyak yang membutuhkan, saya layani nonsubsidi di sini juga. Ternyata jadi perhatian masyarakat, ada salah pengertian”, tuturnya.
Ia juga mengatakan, bahwa pihaknya akan segera memindahkan pupuk nonsubsidi ke gudang lainnya yang berlokasi di Pasar Wotan, Kecamatan Sukolilo.
(Stn)