Gresik-selidikkasus.comMemperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 pada hari Senin, 17 Agustus 2020, puluhan kader Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Bungah menggelar kegiatan berziarah ke makam pejuang kemerdekaan di wilayah Gresik Utara, KH. Abdul Hamid dan KH. Ismail yang wafat pada tahun 1948.
Kegiatan tersebut berlangsung di Makam Pahlawan Dusun Nangka, Desa Melirang, Kecamatan Bungah, Gresik dengan pelaksanaan doa bersama, tabur bunga dan memasang bendera merah putih. Ziarah ini dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan.
Ketua PAC Ansor Bungah, Ahmad Shodiq dalam sambutannya menyampaikan, mendoakan para pejuang kemerdekaan yang telah terdahulu merupakan wujud penghormatan sekaligus penghargaan terhadap pahlawan yang telah gugur.
“Kita bisa mengenang jasa-jasa perjuangan beliau dan mensuri tauladani semangat beliau saat memperjuangkan kemerdekaan, sehingga kita sebagai generasi muda bisa menjadi penerus,” kata Shodiq.
Dalam kegiatan ini, turut hadir cucu dan cicit KH. Abdul Hamid dan KH. Ismail yang juga mengikuti seluruh prosesi acara.
Abdul Hamid, salah satu cucu almarhum KH. Abdul Hamid menyampaikan terimakasih atas apresiasi sahabat-sahabat Ansor Bungah terhadap dedikasi pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan.
“Semoga kita semua bisa meneruskan patriotisme yang digelorakan oleh mbah kami untuk membela NKRI,” ucapnya.
Sementara cucu yang lain, Nur Syahid menceritakan, sekilas sejarah KH. Abdul Hamid dan KH. Ismail yang gugur saat agresi militer II belanda pada tahun 1948.
“Saat itu KH. Abdul Hamid dan KH. Ismail meninggal di Desa Bungah, selanjutnya jenazah dibawa oleh para pendekar pencak silat untuk dimakamkan di Desa Melirang, karena dulu KH. Abdul Hamid dan KH. Ismail merupakan komandan sabilillah, jadi hidup dan mati wajib disetorkan ke markas belanda, makanya disembunyikan oleh para pendekar pencak silat dan dimakamkan disini,” terang Nur Syahid.
Disisi lain, kegiatan ini juga bertujuan untuk mensuri tauladani perjuangan para pahlawan yang telah gugur saat membela NKRI.
“Kita bisa mensuri tauladani sisi perjuangan mbah kami, bahwa perjuangan butuh konsistensi dan pertaruhan nyawa sekalipun,” pungkas Shodiq.
Lp-Fununul Ihsan