Kampar, – Terkait adanya aksi demo/unjuk rasa besar – besaran yang digelar oleh Ketua DPC Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FSBSI) bersama ratusan anggotanya di kantor PT Padasa Enam Utama Kokar beberapa minggu lalu, akhirnya mendapat respon dan tanggapan keras dari berbagai pihak.
Seperti halnya, Dandim 0313 / KPR, Letkol. Inf. Aidil Amin S.I.P, didampingi Danyunit Intel, mendatangi langsung kantor Mess PT Padasa Enam Utama Kokar pada Kamis siang, ( 23/07/20).
Dari pantauan awak media, Dandim 0313 / KPR di dalam ruangan Mess tersebut tampak telah duduk bersama dengan pimpinan PT Padasa Enam Utama Kokar menunggu kedatangan Ketua DPC FSBSI Kormaida Siboro, yang juga selaku Ketua DPD LSM Penjara Provinsi Riau.
Setibanya Kormaida Siboro di ruang Mess tersebut, Abdul Satar dengan nada keras menanyakan legilitas Kormaida. Akhirnya Dandim 0313 / KPR menyuruh awak media, agar keluar meninggalkan ruangan tersebut.
Usai acara, Dandim 0313 / KPR, Letkol. Inf. Aidil Amin S.I.P, saat dikonfirmasi oleh awak media mengatakan, “saya dapat informasi adanya penyekapan dari awal. Sehingga saya turun langsung mengecek ke lapangan, terjadi atau tidak, ternyata sudah dilakukan klarifikasi,” katanya.
Selanjutnya awak media bertanya kepada Aidil adanya isu perintah dari atasan, lalu ia menjawab. “Saya diperintah ataupun tidak, terkait dengan tritorial saya pasti saya cek ke lapangan,” ungkap Aidil Amin.
Sementara itu, Adbul Satar Siahaan, selaku HRD PT Padasa Enam Utama Kokar juga menjelaskan, “dari semua tuntutan. Dua tuntutan kita penuhi, sedangkan yang lain tidak kita penuhi. Karena tidak normatif, usia pensiun itu adalah 60 tahun. Yang diminta 55 tahun, ketentuan itu diserahkan ke perusahaan. PNS juga berbeda – beda pensiunnya, TNI berbeda juga pensiunnya. Ada 53 tahun dan ada 58 tahun. Terus tuntutan premi panen, kenapa tidak bisa dipenuhi. Karena sejak tahun 2013 sampai sekarang, harga CPO itu turun, bukan naik. Kalau yang normatif, UMP itu dipenuhi. Selain UMP seperti biasa, karyawan kita juga mendapat bantuan beras. Masalah bus sekolah sudah kita teruskan dan ambulance kita penuhi, ini masih dalam proses,” ucap Abdul Satar.
Di tempat terpisah, Ketua DPC Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Kabupaten Kampar, Kormaida Siboro, S.H, juga menjelaskan, “tadi malam saya dapat telpon dan pesan Whatshap dari pak Danramil 12 XIII Koto Kampar. Kata beliau, agar saya ketemu dengan Dandim 0313 / KPR. Terus saya bilang, dalam rangka apa? Kata beliau ini, pokoknya beliau (Dandim Red) ingin ketemu dengan ibuk,” terang Kormaida Siboro menirukan ucapan Danramil 12 XIII Koto Kampar kepadanya.
“Tadi pagi saya langsung meluncur dari Pekanbaru ke kantor Kodim 0313 / KPR, rupanya saya kesana itu Dandim lagi memimpin rapat. Lalu kami tunggu di bawah, dan beliau menjumpai saya. Kemudian Dandim 0313 / KPR ini mengatakan kepada saya, Ia mendapat telpon dari pimpinan saya di Jakarta, katanya saya menyandra orang. Lalu saya diam mendengarkan dia ngomong. Saya dapat telpon dari pimpinan saya, masak disitu ada ribut – ribut. Percumalah kamu orang situ, ataupun Dandim disitu. Itu kata pimpinan sama saya buk,” imbuh Kormaida menirukan kata – kata Dandim 0313 / KPR kepada dirinya.
Lebih lanjut ditambahkan Kormaida Siboro, kenapa Dandim 0313 /KPR mendapat telpon dari pimpinanya, sementara Danramil 12 XIII Koto Kampar dan Polsek XIII Koto Kampar ada di tempat kejadian. Apa hubunganya dengan beliau?
“Jangan – jangan diduga mereka tidak mendapat setoran, karena PKS di tutup dan ada ribut – ribut. Kemudian Dandim 0313/KPR ini mau pindah, ngapain dia urus itu lagi? Siapa pimpinanya itu, dan apa hubunganya dengan masalah di PT Padasa Enam Utama Kokar tersebut,” ucap Kormaida Siboro.
Sumber-Rob