Perjanjian Materai 6.000 ditolak, oknum Ormas FPI perusak Warung Lamria Manullang Tetap dilaporkan ke Polisi.

Perjanjian Materai 6.000 ditolak, oknum Ormas FPI perusak Warung Lamria Manullang Tetap dilaporkan ke Polisi.

Selidikkasus.com – BATANG KUIS – Lamria Manullang, pemilik kedai tuak di Batang Kuis, Deli Serang, Sumatera Utara yang dipersekusi oknum ormas FPI menolak berdamai bahkan dengan materai 6.000. Ia ngotot melaporkan pelaku persekusi dari yang menutup paksa kedai tuak miliknya.

Lamria melaporkan pelaku persekusi ke Polres Deli Serdang. Laporan tersebut diterima dengan nomor LP/209/IV/2020/SU/Resta-DS pada Rabu (29/4).

“Permasalahan ini sudah ditangani dan diambil alih oleh Polresta Deli Serdang dan saat ini penanganan permasalahan ini akan ditangani secara profesional dan prosedur guna memberikan rasa keadilan,” ujar Kapolresta Deli Serdang, Kombes Yemi Mandagi, Kamis (30/4/2020).

Sebelumnya, Ketua Ormas FPI Batang Kuis, inisial (IA) , mengatakan dirinya sudah meminta maaf secara dan tertulis kepada pemilik kedai tuak. “Saya minta maaf, benar, secara lisan dan tulisan saya minta maaf atas keributan itu. Tapi kalau atas penutupan warung tuak itu saya tidak mau. Memang itu harus tutup,” kata IA.

Sementara pemilik warung mengatakan “Ya setelah koordinasi akhirnya laporan kita buat di polres Deli Serdang, adengan barang-barang bukti ini dia, ada kursi yang rusak yang dibanting-banting dicampakkan, Ada broti ada gelas. kita dengan tegas menolak materai 6000,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sebuah video yang diunggah seorang pengguna Facebook menayangkan sekelompok pria yang menyatroni sebuah warung kopi miliknya. “Ini la sekelompok merusak warung aku,” ujar Lamria dalam video tersebut, Selasa (28/4/2020). Sambil merekam kejadian tersebut lewat telepon seluler, Lamria mencoba berkomunikasi dengan salah seorang pria dari kelompok tersebut, “Pak saya makan dari mana, bapak ini macam mana? Pak… bisa bapak kasih aku makan?” tanya Lamria. Perempuan ini memohon agar tetap diizinkan membuka warungnya meski harus menutup sejumlah makanan dan minumannya.

Pria yang berdiskusi dengan Lamria mencoba memberi tahu bahwa mereka tidak melarang berjualan, tapi harus tetap menghormati warga yang berpuasa, Lamria mengulangi bahwa dirinya tetap menutup sebagian warung dan makanannya. Beberapa warga yang berada di sekitar warung tersebut terlihat tidak bisa melakukan apa-apa untuk melerai mereka.

(lp-berita-Septian).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*