Mengerikan Data Ekonomi Indonesia Saat Ini, Gelombang 5 Juta Pengangguran Tak Terbendung

Banten, selidikkasus.com – Pandemik virus corona disease/Covid-19 berdampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dan menjadi penyebab meningkatnya pengangguran.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) DR.H Eko Listiyanto, SE., MM., menilai ekonomi Indonesia saat ini tumbuh sangat rendah.

Ia memberi gambaran, jika pertumbuhan ekonomi di angka 2,5 persen maka peningkatan pengangguran bisa mencapai 3-5 juta orang.

Kalau misalkan ekonomi tumbuh 2,5 persen saja, ya peluang peningkatan penganggurannya bisa antara 3-5 juta, dan sekarang datanya sudah mencapai tambahan jutaan juga, ini juga belum rilis triwulan I. Ini gambaran betapa tingkat keparahannya nanti akan cukup besar,” papar H. Eko Video Conference, Senin (27/4).

Namun, meningkatnya angka pengangguran akibat penyebaran penularan pandemi wabah virus corona disease/Covid-19 tidak serta merta membuat masyarakat merespon baik peluncuran Kartu Prakerja tersebut.

“Bukannya tidak dibutuhkan tapi momentumnya enggak pas sama sekali.
Ketika isunya adalah Kartu Prakerja ada komponen bansos di dalamnya, artinya bisa jadi solusi jangka pendek buat mereka untuk bertahan hidup,” katanya.

Eko, seraya mengutip analisis big data Datalyst Center Indef yang mencatat Kartu Prakerja mendapatkan respons negatif.

Kemudian, hasil dari riset Institute For Development of Economic and Finance (INDEF) mayoritas masyarakat memberikan sentimen negatif atas kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam penanganan corona, atau Covid-19.
Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto mengatakan, sentimen negatif masyarakat terjadi akibat tidak konsistennya pemerintah dalam mengambil sebuah kebijakan, salah satunya tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat yang terdampak Covid-19. Menurutnya, sentimen publik atas BLT memiliki ekspektasi yang tinggi, hingga dalam implementasi pendistribusiannya menjadi kacau balau.

Menurutnya, di dalam Kartu Prakerja isinya ada kelas online dan konflik kepentingan. Sulit untuk masyarakat untuk meniru atau menerima ilmu yang ada dalam menu pelatihan Kartu Prakerja di saat penyebaran penularan pandemi Covid-19.

Realokasi anggaran juga biasa terjadi di sektor lain kemudian kenapa di Kartu Pra Kerja seolah-olah eksekusinya harus bentuk-bentuk semacam ini, harus ada kursusnya, dan lain-lain.ujarnya..
{Tommy\Kaperwil Banten}

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*